Page 149 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 149

K.P.A. Suryaningrat  kemudian  disempurnakan  nama  julukan
            itu menjadi Jemblung Joyo Trunogati. Di kalangan keluarga

            terdekatnya  (ayah,  Ibu, kakak  dan  Pengasuhnya)   memanggil
            Suwardi Suryaningrat dengan julukan Denmas Jemblung.


            C. Masa Sekolah
                    Sebagai keluarga bangsawan Suwardi Suryaningrat
            mendapat  kesempatan  belajar  di  Europeesche Lagere School
            (ELS) atau  Sekolah  Dasar Belanda  7 tahun di kampung

            Bintaran Yogyakarta, yang tidak jauh dari tempat kediamannya.
            Sesudah tamat  Sekolah  Dasar (1904), Surwardi Suryaningrat
            masuk  Kweekschool (Sekolah Guru) di  Yogyakarta.  Tidak
            lama  kemudian  datang  dr.  Wahidin  Sudiro Husodo di  Puro
            Pakualaman, beliau  menanyakan siapa di antara putera-putera
            yang mau masuk STOVIA (School Fit Opleiding Van Indische
            Artsen) - Sekolah Dokter Jawa di Jakarta, mendapat bea siswa.
            Suwardi Suryaningrat menerima  tawaran itu dan menjadi
            mahasiswa  STOVIA (1905-1910). Namun karena sakit selama

            4 bulan, Suwardi Suryaningrat tidak naik kelas dan beasiswanya
            dicabut.  Namun  ada  sinyalemen,  alasan  sakit  sesungguhnya
            bukan satu-satunya sebab dicabutnya  beasiswa, tetapi  ada
            alasan politis dibalik itu. Pencabutan beasiswa dilakukan
            beberapa hari setelah Suwardi Suryaningrat mendeklamasikan
            sebuah sajak dalam suatu pertemuan. Sajak itu menggambarkan
            keperwiraan Ali Basah Sentot Prawirodirdjo, seorang Panglima

            Perang P.Diponegoro. Sajak itu digubah oleh Multatuli dalam
            Bahasa Belanda yang sangat indah, dibawakan oleh Suwardi


                                Biografi dari Suwardi - Ki Hadjar Dewantara  149
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154