Page 154 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 154

mingggu dinikahkan, berangkat ke Belanda pada 6 September
            1913. Bersamaan itu berangkat juga Dr. E.F.E. Douwes Dekker

            dan dr. Cipto Mangunkusoumo. Ketika singgah di  Teluk
            Benggala  pada 14 September  1913, di atas Kapal Bungalow,
            Suwardi Suryaningrat  menulis  surat kepada  kawan-kawan
            seperjuangannya di Tanah Air yang isinya agar sekuat tenaga
            mencegah jangan sampai terjadi  perayaan kemerdekaan Belanda
            terjadi di Indonesia.
                   Dalam pembuangan di negeri Belanda Suwardi

            Suryaningrat  beserta  keluarganya  hidup serba kekurangan.
            Bantuan didapat dari dana yang dikumpulkan oleh para pengurus
            Indische Partij yaitu “TADO (Tot Aan De Onafhankelijkheid)
            Fonds”.  Penghasilannya dibantu profesi sebagai jurnalis dalam
            harian “Het Volk”, Redaktur “Hindia Poetera”, majalah “Indische
            Vereeniging”, mingguan  “De  Indier”, majalah  “Indische
            Partij”, majalah “Het Indonesisch Verbond van Studeerenden”.
            Atas anjuran perkumpulan “ Algemeen Nederlandsch Verbond”,
            “Oost  en  West” dan “Sociaal  Democraties Arbeiders Party”,

            Suwardi Suryaningrat berkeliling  memberi ceramah dan
            penerangan  dengan  film.  Beliau  menerangkan  keadaan  yang
            nyata  mengenai  Indonesia  dan  keinginan  rakyat,  melawan
            cerita-cerita bohong yang disebarkan oleh Pemerintah Belanda
            tentang keadaan Indonesia.
                   Selama  dalam  pembuangan  Suwardi Suryaningrat
            memperdalam Ilmu Pendidikan dengan mengikuti kursus-kursus

            tertulis dan kursus-kursus malam  hingga berhasil meraih Akte
            Guru Eropa dalam pendidikan Paedagogie  pada 12 Juni 1915.


            154     Biografi dari Suwardi - Ki Hadjar Dewantara
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159