Page 156 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 156

bangsanya. Tulisan-tulisan di berbagai surat kabar, majalah, dan
            brosur menjadi suluh bagi bangsanya yang sedang dirundung

            kegelapan.
                   Dari Tiga Serangkai yang diasingkan di negeri Belanda
            tsb., dr. Cipto Mangunkusumo diizinkan  pulang kembali  ke
            Indonesia karena sakit  pada tahun 1914 dan  Dr. E.F.E. Douwes
            Dekker pada tahun 1918. Sedangkan Suwardi Suryaningrat baru
            pulang  ke  Indonesia  pada  tahun  1919.  Sebenarnya  Suwardi
            Suryaningrat sudah dibebaskan pada 17   Agustus  1917 oleh

            Pemerintah Hinda Belanda. Namun beliau  belum bisa kembali
            ke tanah air, karena di Eropa sedang berkecamuk Perang Dunia
            I. Di samping itu, belum cukup dana untuk pulang ke tanah air.
            Para simpatisan kulit putih Mr. Van Deventer mengumpulkan
            dana kepulangan  kel.Suwardi Suryaningrat,  namun dengan
            sopan ditolak.
                   Hukuman      pengasingan,   bagi    Suwardi    Suwardi
            Suryaningrat dipergunakan untuk terus mengobarkan semangat
            perjuangan, yaitu :

                   Menulis “Terug naar het front” (Kembali ke
            medan perjuangan) dalam  “Het Volk” dan  “De Groene
            Amsterdammer”(15 September 1917).
                   Aktif memimpin pertunjukan kesenian  dalam  Peringatan
            HUT ke-10 Budi Utomo di Nederland pada 20 Mei 1918, dan
            istri  beliau  menari  sebagai  Pergiwa,  serta  menerbitkan  buku
            kenang-kenangan  “Sumbangsih”  bersama Drs. Sosrokartono

            dan RM. Notosuroto.




            156     Biografi dari Suwardi - Ki Hadjar Dewantara
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161