Page 150 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 150
Suryaningrat dengan penghayatan penuh penjiwaan. Pagi
harinya, setelah pembacaan sajak itu, Suwardi Suryaningrat
dipanggil Direktur STOVIA dan dimarahi habis-habisan. Beliau
dituduh telah membangkitkan semangat memberontak terhadap
Pemerintah Hindia Belanda.
Tidak ada penyesalan bagi Suwardi Suryaningrat karena
gagal menjadi dokter. Lapangan berjuang untuk rakyat bukan
hanya sebagai dokter. Bidang jurnalistik, politik, dan pendidikan
memberi peluang pula untuk berjuang. Dari Direktur STOVIA,
Suwardi Suryaningrat mendapat Surat Keterangan Istimewa
atas kepandaiannya berbahasa Belanda. Oleh karena itu, meski
dikeluarkan dari STOVIA bernuansa hukuman, dengan senang
hati dan penuh kebanggaan Suwardi Suryaningrat menerimanya
sebagai konsekuensi dari sebuah perjuangan. Dengan penuh
haru tetapi membanggakan, teman-temannya seperti dr. Cipto
Mangunkusumo, Sutomo, Suradji Tirtonegoro melepas Suwardi
Suryaningrat meninggakan bangku STOVIA.
D. Sebagai Jurnalis dan Politikus
Walaupun tidak dapat menyelesaikan studinya di
STOVIA, tetapi beliau memperoleh banyak pengalaman baru.
Pada waktu persiapan mendirikan Budi Utomo, Suwardi
Suryaningrat berkenalan dengan Dr. Ernest Francois Eugene
(E.F.E.) Douwes Dekker. Setelah Budi Utomo didirikan pada
tanggal 20 Mei 1908, beliau ikut aktif dalam organisasi tersebut
dan mendapat tugas bagian propaganda.
Sesudah meninggalkan STOVIA, Suwardi Suryaningrat
150 Biografi dari Suwardi - Ki Hadjar Dewantara