Page 25 - E-modul_Sistem Reproduksi Manusia_Terbaru_1
P. 25
badan kutub dengan ukuran yang lebih kecil. Selanjutnya, pada fase meiosis II
dilakukan apabila ada fertilisasi, namun jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan
mengalami degenerasi yaitu kelainan sel akibat cedera ringan. Apabila ada fertilisasi,
fase meiosis II akan dilanjutkan. Pada fase ini oosit seunder akan membelah menjadi
dua sel. Sel yang memiliki ukuran besar dinamakan ootid, sementara sel yang
berukuran kecil dinamakan badan kutub sekunder. Sementara itu, badan kutub primer
akan membelah menjadi dua. Oleh karena itu, pada fase meiosis II akan
menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder. Selanjutnya, satu ootid
tersebut akan berkembang menjadi ovum dan badan kutub akan mengalami kematian
(polosit).
Gambar 8. Proses oogenesis
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Oogenesis
Pada permukaan oogonium diselubungi oleh folikel agar oosit dapat tumbuh
dengan baik. Pada folikel terdapat cairan yang berfungsi memberikan asupan untuk
perkembangan oosit. Awalnya oosit primer diselubungi oleh folikel primer, kemudian
folikel primer berubah menjadi folikel sekunder yang membungkus oosit sekunder
yang terjadi pada fase meiosis I. Setelahnya, folikel sekunder berkembang menjadi
folikel tersier hingga folikel de Graff (folikel matang). Kemudian, oosit sekunder
terlepas dari folikel dan folikel menjadi korpus luteum. Jika tidak ada sel telur yang
membuahi, korpus luteum akan menjadi korpus albikan.
E-modul interaktif berbasis kontekstual 19