Page 29 - E-modul_Sistem Reproduksi Manusia_Terbaru_1
P. 29
Terjadinya bayi kembar
1) Kembar fraternal (dizigotik)
Pada proses ovulasi dapat menghasilkan ovum yang matang lebih dari satu dan
dapat dibuahi oleh sperma sehingga terbentuk lebih dari satu zigot. Janin di dalam
kandung memiliki plasenta, kantung ketuban dan tali pusar berbeda.
2) Kembar identik (monozigotik)
Zigot dari hasil fertilisasi membelah
menjadi dua embrio berbeda. Dua
embrio tersebut berkembang menjadi
dua janin yang berbagi amnion atau
plasenta yang sama namun tali pusar
dan kantung ketuban berbeda.
Gambar 11. Proses fertilisasi terjadi kembar
Sumber : http://www.rs-sejahterabhakti.com
Mari Kita Pahami Pemodelan
Saat ini program bayi tabung banyak dilakukan oleh pasangan suami istri yang
merencanakan kehamilan namun memiliki kendala gangguan kesuburan atau
infertilisasi. Sejak tahun 2016, tercatat 7000 siklus bayi tabung di Indonesia. angka
keberhasilan mencapai 28% atau 1701 siklus. Bayi tabung merupakan teknik
rekayasa reproduksi yang menyatukan sel telur matang dengan sel sperma di luar
tubuh manusia. Berikut prosedur dilakukannya bayi tabung.
1. Stimulasi ovarium, proses bayi tabung dengan meningkatkan jumlah produksi
sel telur oleh wanita dengan memberikan obat kesuburan.
2. Pematangan Oosit, wanita akan diberikan suntikan Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) untuk memaksimalkan pematangan sel telur.
3. Pengambilan Sel Telur, pengambilan sel telur dari ovarium dan melihat kualitas
dengan menggunakan jarum yang akan menghisap folikel.
4. Pembuahan, dilakukannya penggabungan sel telur dan sel sperma kemudian
dimasukkan ke dalam ruangan khusus. Jika kualitas sperma rendah, maka
dilakukan proses intracytoplasmic sperm injection (ICSI), yaitu dengan
menyuntikan sperma langsung ke masing-masing sel telur yang matang.
5. Penanaman Embrio, kedalam rahim wanita yang dilakukan lima hari setelah
embrio berada pada fase blastosit. Kemudian terjadinya kehamilan jika embrio
menempel dengan baik pada lapisan rahim dalam fase blastosit.
E-modul interaktif berbasis kontekstual 23