Page 57 - Bahan Ajar Ega
P. 57

Bahan Ajar

              Sejarah Indonesia






                                 Jenderal  Hindia  Belanda.  Van  Mook  lebih  siap  menghadapi  perubahan

                                 situasi  daripada  pemerintahan  yang  ada  di  Negeri  Belanda.  Namun,  ia
                                 mendapatkan situasi yang jauh dari perkiraannya. Proklamasi kemerdekaan

                                 Indonesia  dengan  segala  konsekuensinya  itu  tidak  mungkin  untuk  ditarik
                                 kembali.  Belanda  hanya  dapat  menolak  dan  tidak  mengakui  negeri

                                 jajahannya  sebagai  negara  yang  berdaulat.  Pada  awal  kehadirannya  di
                                 Jakarta,  Van  Mook  mendapat  tekanan  baik  dari  Sekutu  maupun  ancaman
                                 perlawanan dari pihak revolusioner Indonesia. Oleh karena itu, pada awal

                                 kehadirannya Van Mook bersedia untuk melakukan perundingan, meskipun
                                 pemerintah Belanda melarangnya untuk bertemu dengan Sukarno. Pada 14

                                 Oktober  1945,  Van  Mook  bersedia  bertemu  dengan  Sukarno  dan
                                 “kelompok-kelompok Indonesia”. Ia tidak mau menyebut sebagai Republik
                                 Indonesia,  karena  pemerintah  Belanda  belum  mengakui  pemerintahan

                                 Republik Indonesia. Dalam pokok pikiran Van Mook menyatakan, bahwa
                                 NICA bersedia membangun hubungan ketatanegaraan yang baru dan status

                                 Indonesia menjadi “negara dominion” dalam persekutuan “persemakmuran
                                 Uni-Belanda”. Demikianlah karena tidak ada titik temu antara Indonesia dan

                                 Belanda,  Cristison  tetap  berusaha  mempertemukan  mereka.  Pemerintah
                                 Belanda diwakili oleh Van Mook dan wakilnya, Charles O. Van der Plas.

                                 Indonesia  diwakili  oleh  Sukarno  dan  Moh.  Hatta  yang  didampingi  oleh,
                                 Agus Salim dan Ahmad Subarjo. Dalam pertemuan itu tidak ada hasil yang
                                 memuaskan  bagi  pihak  Indonesia.  Pihak  Belanda  masih  menginginkan

                                 kebijakan politiknya yang lam
                              2. Perundingan Sjahrir-Van Mook (Perundingan Awal Di Jakarta.

                                     Pada  tanggal  I  Oktober  1945,  telah  diadakan  perundingan  antara
                                 Christison (Inggris) dengan pihak Republik Indonesia. Dalam perundingan

                                 ini Christison mengakui secara de facto terhadap Republik Indonesia. Hal
                                 ini  pula  yang  memperlancar  gerak  masuk  Sekutu  ke  wilayah  Indonesia.

                                 Kemudian,  pihak  pemerintah  RI  pada  tanggal  1  November  1945
                                 mengeluarkan maklumat politik. Isinya bahwa pemerintah RI menginginkan
                                 pengakuan terhadap negara dan pemerintah RI, baik oleh Inggris maupun




                                                                53

                                                                           “Belajar Sejarah Adalah Gudang Dari
                                                                           Semua Ilmu” _ Omega Pali A.L _
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62