Page 60 - Bahan Ajar Ega
P. 60

Bahan Ajar

              Sejarah Indonesia






                                 berbeda.  Delegasi  Indonesia  berharap  ada  langkah  nyata  dalam  upaya

                                 pengakuan  kedaulatan  dan  kemerdekaan  Indonesia.  Sementara  pihak
                                 Belanda menganggap pertemuan di Hooge Veluwe itu hanya untuk sekedar

                                 pendahuluan saja. Pada akhir pertemuan dihasilkan, draf Jakarta yang sudah
                                 disiapkan. Sebagian dapat diterima dan sebagian lagi tidak dapat diterima.

                                 Usulan yang diterima antara lain adalah pengakuan kekuasaan RI atas Jawa,
                                 sementara Sumatra tidak diakui. Dari draf Jakarta, tidak ada satu pun yang
                                 disetuju  secara  resmi,  sehingga  tidak  dilakukan  penandatanganan.  Alasan

                                 utama  Belanda  adalah  Belanda  tidak  siap  melakukan  pengakuan  atas
                                 kemerdekaan  Indonesia.  Oleh  karena  itu,  pemerintah  Indonesia  menolak

                                 bentuk perundingan di Hooge Veluwe sebagai perjanjian internasional dua
                                 negara.  Bagi  Indonesia,  menerima  delegasi  Republik  Indonesia  sebagai
                                 mitra  sejajar  berarti  menganggap  negeri  bekas  jajahannya  sebagai  mitra

                                 sejajar  yang  mempunyai  kedudukan  yang  sama  di  dunia  internasional.
                                 Sementara  itu,  Belanda  masih  belum  mengakui  Indonesia  sebagai  negara

                                 yang berdaulat.
                                 Di sisi lain, kondisi Belanda yang saat itu sedang mempersiapkan pemilihan

                                 umum  pertama  pascaperang  tidak  siap  untuk  mengambil  keputusan  yang
                                 mengikat masalah Indonesia, karena masalah Indonesia tergantung pada peta

                                 politik yang ada di Belanda. Satu di antara partai politik yang menentang
                                 keras  kebijakan perundingan  adalah  Partai  Katolik, seperti  halnya dengan
                                 kelompok  PP  di  Indonesia.  Pada  awal  dimulainya  perundingan  Hooge

                                 Valuwe,  Romme  pimpinan  fraksi  Partai  Katholik  di  parlemen  Belanda
                                 menulis di tajuk Harian Volkskrant dengan nada keras antinegosiasi yang

                                 berjudul De week der Schande (Minggu Yang Penuh Aib).
                                 Kegagalan  perundingan  Hooge  Veluwe  bagi  kedua  negara  membawanya

                                 untuk  kembali  mengadakan  perundingan.  Bagi  Indonesia  perundingan
                                 Hooge  Veluwe  memperkuat  posisi  Indonesia  di  depan  Belanda.

                                 Perundingan  itu  juga  menjadikan  masalah  Indonesia  menjadi  perhatian
                                 dunia  internasional.  Perundingan  itu  pula  yang  mengantarkan  pada
                                 diplomasi internasional dalam Perjanjian Linggarjati pada kemudian hari.




                                                                56

                                                                           “Belajar Sejarah Adalah Gudang Dari
                                                                           Semua Ilmu” _ Omega Pali A.L _
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65