Page 97 - Modul 11 IPA ok
P. 97
1) Indische Partij
Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. Indische Partij didirikan oleh
E.F.E Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suardi Suryaningrat, dan dr. Cipto
Mangunkusumo yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai. Indische Partij dideklarasikan
pada tahun 1912. Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat
nasionalisme bangsa Indonesia. Keanggotannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa
memandang suku, agama,dan ras. Dengan tujuan untuk melepaskan diri pada penjajahan
Belanda, membuat Belanda khawatir dengan organisasi ini. Semboyannya yaitu “indie voor
indiers” (India/Indonesia untuk orang Hindia), “indische los van Holland” (Hindia bebas dari
Belanda), dan “indische Nationalism” (nasionalisme Hindia).
2) Gerakan Pemuda
Organisasi pemuda yang pertama kali muncul adalah Tri koro Dharmo Yang didirikan R.
Satiman Wiryosanjoyo pada 1915. Koro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yaitu sakti
(kekuasaan), budi (kebijaksanaan), dan bakti (kasih sayang). Organisasi ini kemudian
berganti nama menjadi jong java. Selain jong java organisasi lainnya adalah jon sumatranen
bond, jong ambon, jong minahasa, jong celebes. Organisasi pemuda menyelenggarakan
kongres bersama untuk menunjukan nasionalisme mereka terhadap bangsa Indonesia.
Kongres Pemuda 1 diselenggarakan pada 30 april-2 Mei 1926 di batavia yang diketuai
muhammad tabrani, kongres ini membicarakan upaya fusi untuk memperkuat cita-cita
indonesia bersatu. Kongres pemuda 2 diselenggarakan pada 27-28 oktober 1928, kongres ini
menghasilkan sumpah pemuda dan keputusan bahwa setiap organisasi pemuda kedaerahan
akan melebur dalam organisasi indonesia muda.
3) Gerakan Wanita
Gerakan wanita dimulai sejak masa R.A Kartini (1879 - 1904) memperjuangkan emansipasi
wanita, ia menceritakan keinginannya agar kaum wanita pun mengenyam pendidikan tinggi.
Pada 25-28 desember 1928, diadakan kongres perempuan Indonesia I di Yogyakarta. Hasil
kongres ini adalah munculnya organisasi perempuan Perserikatan Perempuan Indonesia
(PPI) yang kemudian berganti menjadi Perhimpunan Istri Indonesia (PII) dan istri sadar.
Pada 28-31 desember 1929, diadakan kongres perempuan Indonesia II di Batavia. Kongres
ini memutuskan bahwa organisasi perempuan akan turut serta berjuang memperbaiki nasib
dan derajat Perempuan Indonesia.
Modul Sejarah Indonesia 11 | 92