Page 50 - E-Modul Sistem Koordinasi untuk Siswa
P. 50
8. Testis
Testis adalah kelenjar oval yang terletak di skrotum, kelenjar ini menghasilkan
hormon testosteron. Bagian dari testis yang mensekresikan hormon testosteron ialah
sel-sel intertisial (sel Leydig) yang terletak diantara tubulus-tubulus seminiferus (Tenzer
dkk., 2014). Hormon testosteron merangsang turunnya testis sebelum lahir, mengatur
produksi sperma, dan merangsang perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks
sekunder laki-laki, seperti pertumbuhan jenggot dan pendalaman suara (Tortora &
Derrickson, 2009).
RANGKUMAN
• Secara bersama-sama, kelenjar endokrin dan sel penghasil hormon merupakan
sistem endokrin.
• Cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang sistem endokrin disebut
endokrinologi.
• Sistem endokrin bersamaan dengan sistem saraf berfungsi sebagai regulatorik dan
koordinatif.
• Sifat-sifat umum kelenjar endokrin antara lain: merupakan kelenjar buntu yang
tidak memiliki saluran (duktus) pelepasan sehingga sekresinya langsung ke dalam
cairan-cairan di sekitar sel-sel, seluruh kelenjar endokrin berukuran kecil dan sangat
vaskuler, kelenjar-kelenjar endokrin penyusun sistem endokrin tidak berhubungan
secara struktural satu sama lain melainkan berhubungan secara fungsional, jumlah
hormon yang disekresikan oleh kelenjar atau jaringan endokrin ditentukan oleh
kebutuhan tubuh terhadap hormon tersebut, masa aktivitas kelenjar endokrin
dalam menghasilkan hormon berbeda-beda.
• Kelenjar endokrin antara lain kelenjar pituitari (hipofisis), tiroid, paratiroid, adrenal,
dan pineal.
• Selain kelenjar endokrin di atas, terdapat beberapa organ dan jaringan yang tidak
diklasifikasikan secara khusus sebagai kelenjar endokrin, tetapi tersusun dari sel
yang mensekresikan hormon yakni hipotalamus, thymus, pankreas, ovarium, testis,
ginjal, lambung, hati, usus halus, kulit, jantung, jaringan adiposa, dan plasenta.
43