Page 139 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 139

memajukan perekonomian di Pantai           226Lutfi, Muchtar et al, Sejarah Riau,
                   Barat Sumatra. Hingga akhirnya terjadi         (Pekanbaru: Universitas Riau Press,
                   krisis pada 1841 seperti yang sudah            1976), hlm. 411-412.
                   dijelaskan sebelumnya. Hal tersebut        227Yusra, Abrar dan Syafuddin Al,
                   ternyata tidak berdampak besar sehingga        Sebastian Tanamas, Tak Menggantang
                   Belanda membuka kembali jalur                  Asap: Otobiografi Seorang Pejuang dan
                   perdagangan di perairan sungai Riau            Pengusaha Industri Kerajinan, (Jakarta:
                   untuk memajukan perekonomian di                GPU, 1998), hlm. 45.
                   wilayah tersebut.                          228 khaidir, Marsanto P, “orang Suku Laut
               216Gafnesia dkk, Pelabuhan Riau: Hubungan          dan orang Melayu di kepulauan Riau:
                   dan Peranannya dengan Daerah-Daerah            Sebuah Tafsir Deskriptif-Etnografis”,
                   Hinterland Tahun 1700-1973¸ (Tanjung           Antropologi Indonesia, Indonesia Journal
                   Pinang: Balai Pelestarian Sejarah dan          of Social and Culturan Anthropogy, Vol.
                   Nilai Tradisional, 2007), hlm. 67.             31, No.3 September-Desember 2010
               217Asnan, Sungai...., hlm. 116;217.            229Ibid., hlm. 228; Cynthia Chou, 2003,
               218Ibid., hlm 217. Lihat Tabel 6.                  Indonesian Sea Nomads: Money, Magic
               219obdeijn, V, “Indragiri: Het ‘Zoonige’           and Fear of the Orang Suku Laut,
                   Zuiden, Het Land der Toekomst”, cetak          (London: Routledge), hlm. 35.
                   ulang dari Deli in Woord en Beeld: Deli    230. David E Shoper, 1977, The Sea Nomads:
                   Courant, ca, 1927; Ibid.,                      A Study of the Maritime Boat People of
               220kops, G,F. de Bruyn, Overzicht van              Southeast Asia. (Singapore: National
                   Sumatra, (Amsterdam: J.H. de                   Museum Publication).
                   Bussy, 1919), hlm. 148-150; Rapport        231Chou, Indonesia Sea Nomads...,
                   Betreffende..., hlm.12.                        hlm.18;khaidir, Orang Suku Laut...,
               221Pemanfaat aliran sungai sebagai alat            hlm. 229; L. Lenhart, “orang Suku Laut:
                   distribusi komoditi di perairan Pantai         Ethnicity and Acculturation”, dalam
                   Timur Sumateradibagi menjadi dua.              Riau in Transition, Bijdragen tot de Taal-.
                   Pertama yaitu untuk menghayutkan kayu          Land- en Volkendkunde, 153, No. 4, 1997,
                   gelondongan seperti di Riau dan kedua          hlm. 584; L. Lenhart, “orang Suku Laut”,
                   untuk menghayutkan karet seperti di            dalam Carol R. Ember dan Melvin Ember
                   Jambi dan Palembang. Hanya saja rute           (peny.), Encyclopedia or Sex and Gender:
                   yang dilalui tidak sejauh poin pertama.        Men adn Women in the World’s Cultures,
                   Pemilihan poin kedua juga tergantung           Vol. 11, Cultures L-Z, 2004, hlm. 750.
                   dengan pasang surut air sungai dan beban  232khaidir, Orang Suku Laut..., hlm. 229.
                   karet itu sendiri. Sehingga tidak semasif   233Lenhart, Orang Suku Laut, 2004, hlm. 750.
                   perairan sungai di Riau. Akibat yang       234khaidir, Orang Suku Laut dan Orang
                   ditimbulkan dari kedua poin tersebut           Melayu..., hlm. 230.
                   sama-sama fatal, namun poin pertama        235 W. Trisnadi,, “Anak-anak ‘orang
                   paling besar mencemari air sungai.             Laut’: Tumbuh Dewasa dalam
               222Hendraparya, Onderafdeeling                     Budaya yang Berubah”, naskah Tesis
                   Bagansiapiapi...., hlm. 78. Pencatatan         tidak dipublikasikan, Program Studi
                   kapal yang datang ke Bagansiapiapi             Antropologi, Jurusan Antropologi,
                   dimulai dari 1913 sampai 1920.                 Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,
               223MvO van de Onderafdeeling Bagansiapiapi,        2002.
                   30 Agustus 1934, hlm. 40, koleksi ANRI.    236khaidir, hlm. 231.
               224Asnan, Gusti, Sungai dan Sejarah            237Ibid.,
                   Sumatra, (Yogyakarta: ombak, 2016),        238 Chyntia Chou, “Contesting the Tenure
                   hlm. 224.                                      of Territoriality: The orang Suku Laut”
               225Ibid., hlm. 225.                                dalam Bijdragen tot de Taal,- Land,- en
        138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144