Page 29 - Lafran Pane
P. 29

Lafran Pane memahami  Islam di Indonesia terdiri dari berbagai  ragam.

        Akan tetapi,  bagi Lafran Pane Islam di Indonesia tetap  satu. Jika kita tidak
        dapat  hidup rukun dalam  masyarakat yang seagama,  bagaimana  jika kita

        hidup  dengan  masyarakat  yang berbeda beragama. Oleh  karena  itu,
        seorang  intelektual Muslim  harus  mampu menjunjung  tinggi nilai  toleransi,

        menjunjung  tinggi perdamaian untuk  menjaga keutuhan  bangsa dan negara.
        Sejarah Sumpah Pemuda telah mengajarkan kita arti dari persatuan.

        Persatuan  tersebut telah berhasil  membawa pejuang Indonesia mencapai
        kemerdekaan. Berbagai pemuda dari berbagai penjuru Indonesia, Muslim, non-

        Muslim, miskin, kaya, semua melebur menjadi satu demi sebuah cita-cita bersama.
               Nilai toleransi yang merupakan kunci  dari kerukunan  umat beragama

        di Indonesia ditunjukan oleh Lafran Pane didalam  HMI. Lafran menyatakan,
        “HMI didirikan  bukan  untuk  memecah belah umat dan pemuda Islam, tetapi

        malah untuk  mempersatukan.”  Didalam tubuh  HMI banyak pelajar Muslim
        baik  dari  NU,  Muhammadiyah,  maupun  yang  lainnya.  Tapi mereka  mampu

        bersatu dalam satu organisasi.  Lafran mengajak intelektual  Muslim  dari
        golongan pelajar, untuk mampu menciptakan kerukunan baik dalam agamanya

        sendiri  maupun dengan umat agama yang lainnya.  Kunci  kesuksesan  sebuah
        bangsa dan negara terletak pada persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Jika

        persatuan dan kesatuan goyah, maka negara tersebut berada  diambang
        kehancuran.




                F       Kewajiban Sebagai Pejuang Bangsa




               Suatu bentuk perjalanan yang masih unik dalam sejarah Indonesia hingga

        saat ini adalah perjuangan pelajar dan mahasiswa pada masa perang kemerdekaan
        1945-1949. Sebutan populer bagi mereka adalah “pelajar pejuang”, sedangkan

        satuan  mereka  pada umumnya  disebut sebagai “tentara pelajar”.  Jika  dapat
        disimpulkan,  mereka  “berjuang  sambil  belajar dan belajar sambil berjuang”.

        Meskipun          kondisi        yang        tidak       menguntungkan,             para        pelajar
        pejuang       selalu      menyempatkan            waktunya        untuk       belajar.      Kecintaan

        mereka terhadap tanah airnya tertanam pada  diri mereka. Sehingga
        kapanpun mereka dibutuhkan,  dengan siap mereka berjuang demi

        bangsa dan negaranya, meski harus  meninggalkan aktivitas belajar mereka.
               Lafran Pane  sebagai   pemrakarsa   berdirinya HMI, menegaskan   kepada

        intelektual   Muslim    khususnya   golongan   pelajar   mampu   berperan  dalam
        menegakan negara Indonesia,



                                                                                            Lafran Pane             27
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34