Page 13 - al abidin ED 97 mini_Neat
P. 13
z Rukun syahadat, “Lailaaha illallah”
pemberi peringatan. Karenanya, mereka memberikan naluri dan insting. Seperti
beriman kepada para rasul yang diutus firman-Nya, “Dan Tuhanmu mewahyukan
kepada umat manusia. Firman-Nya, “Dan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di
(ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
jin kepadamu yang mendengarkan Al tempat-tempat yang dibikin manusia”. (An
Quran, maka tatkala mereka menghadiri Nahl:68)
pembacaan(nya) lalu mereka berkata: Makna “auhaa” pada ayat di atas
“Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. adalah “menanamkan naluri” pada lebah.
Ketika pembacaan telah selesai mereka Jika mewahyukan selalu berkonsekwensi
kembali kepada kaumnya (untuk) memberi bahwa obyeknya adalah rasul dan nabi
peringatan. Mereka berkata: “Hai kaum kami, sebagaimana kaedah Ibnu Hazm, seharusnya
sesungguhnya kami telah mendengarkan ia mengatakan bahwa lebah juga rasul
kitab (Al Quran) yang telah diturunkan dan nabi karena lebah telah menerima
sesudah Musa yang membenarkan kitab- wahyu. Ternyata ia tidak mengatakan yang
kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada demikian.
kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”. (Al
Ahqaaf:29-30) 9 Rasul adalah orang pilihan. Firman-Nya,
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim,
9 Rasul hanya berasal dari kaum laki-laki Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-
dan bukan dari kaum wanita. Allah Ta’ala perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang
berfirman, “Dan Kami tidak mengutus sebelum tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan
kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami mereka dengan (menganugerahkan kepada
beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
kepada orang yang mempunyai pengetahuan mengingatkan (manusia) kepada negeri
jika kamu tidak mengetahui”. (An Nahl:43) akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi
Hal ini tidak berarti diskriminasi Kami benar-benar termasuk orang-orang
terhadap kaum wanita. Justru ketetapan ini pilihan yang paling baik”. (Shaad:45-47)
menunjukkan kasih sayang Allah kepada Jadi, tidak ada di antara para rasul
kaum wanita, mengingat betapa berat tugas yang memiliki masa lalu yang kelabu, atau
yang harus diemban seorang rasul dan berkhianat di tengah menjalankan tugas atau
betapa besar resiko yang harus ia terima murtad di penghujung usianya.
dari kaumnya. Kendati hal ini sudah jelas,
namun Ibnu Hazm dan sebagian kecil ulama 9 Rasul menerima syariat dari Allah
mengatakan bahwa memungkinkan bagi dan menyampaikannya kepada
seorang wanita untuk menjadi rasul. Di umatnya. Allah Ta’ala berfirman, “Hai
antaranya adalah Ibunda Musa dan Maryam. Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
Mereka berdalih bahwa Allah telah memberi kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak
wahyu kepada Ibunda Musa berarti ia adalah kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
seorang rasul atau nabi. Firman-Nya, “Dan berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-
Kami wahyukan kepada ibu Musa; “Susuilah Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil)...”.(Al petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.(Al
Qashash:7) Maa’idah:67)
Para ulama membantah pendapat ini Jadi, Rasul tidak menerima syariat dari
dengan menjelaskan bahwa kata “auhainaa” manusia seperti yang dituduhkan orang-
pada ayat di atas maknanya bukan memberi orang kafir. Firman-Nya, “Dan sesungguhnya
wahyu syariat, tetapi memberikan ilham. Kami mengetahui bahwa mereka berkata:
Jadi, arti yang tepat untuk ayat di atas “Sesungguhnya Al Qur’an itu diajarkan oleh
adalah, “Dan Kami ilhamkan kepada seorang manusia kepadanya (Muhammad)”.
ibu Musa...”. Karena “auha” tidak hanya Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan
memiliki makna mewahyukan, tetapi (bahwa) Muhammad belajar kepadanya
juga memiliki makna mengilhamkan dan bersambung ke hal 15...
| Edisi 97 Juli 2020 | Dzulqo’idah 1441 H 11