Page 15 - al abidin ED 97 mini_Neat
P. 15

tangga lantai musala yang bertuliskan “batas
       suci”. Sungguh peristiwa yang ironis bagi dunia
       pendidikan yang sedang gencar-gencarnya
       membicarakan pendidikan karakter.
           Hal yang kasuistis tersebut haruslah
       menjadi cambuk bagi semuanya. Bagaimana
       tidak. Hanya dengan tulisan berjumlah dua
       kata yang mudah dibaca. Tetapi siswa tidak    Kegiatan literasi memang merujuk pada
       mampu memahami makna tulisan yang ada.     kemampuan dasar seseorang dalam membaca
       Mungkin siswa tersebut paham, tetapi tidak   dan menulis. Sehingga selama ini, strategi yang
       menghiraukan tulisan. Semua ini patut menjadi   dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
       bahan evaluasi. Apakah kemampuan literasi   tersebut adalah menumbuhkan minat membaca
       siswa sudah seperti yang diharapkan?       dan menulis. Strategi membaca non-teks
       ‹   Bukankah kegiatan baca tulis sudah     selama lima belas menit sebelum jam pertama,
          menjadi bagian dari proses Pendidikan?   merupakan langkah awal untuk membiasakan
          Aktivitas membaca memang mudah. Tetapi    siswa gemar membaca. Bahkan, strategi tersebut
       (di sekolah pada umumnya) ternyata tetap   berkembang menuntut siswa menghasilkan
       ada siswa yang  sulit untuk memahami makna   karya-karya buah pemikirannya.
       sebuah tulisan. Ada yang mampu tentang        Pelaksanaan GLS menjadi tanggung jawab
       literasi, tetapi tidak mau mengembangkan   bersama pemangku pendidikan. Bukan hanya
       literasi. Sehingga kualitas literasinya berkurang.   siswa saja yang menjadi sasaran gerakan ini.
       Banyak aspek yang memungkinkan tak peduli   Mulai dari kepala sekolah, pendidik, tenaga
       dengan literasi. Kebiasaan terhadap segala   pendidik, hingga komite sekolah, menjadi target
       sesuatu yang praktis, membuatnya tidak     gerakan literasi. Dengan demikian, kegiatan
       mengetahui bahwa proses berkembang itu     literasi tidak hanya dalam aktivitas belajar
       dengan membaca.                            mengajar di kelas saja. Namun, juga terlihat di
          Siswa seringkali mengabaikan dan        perpustakaan, di setiap pojok baca kelas, dan di
       meremehkan hal-hal kecil. Misalnya saja    lingkungan sekolah.
       mengabaikan tanda, gambar, kata singkat berisi   ‹   Apa saran kepada masyarakat dan
       peringatan, larangan, atau himbauan. Hal itu   keluarga ?
       bisa mencelakakan diri sendiri atau orang lain.   Seluruh komponen literasi sudah begitu
       Bahkan, bisa juga menimbulkan dampak sosial   luar biasa sebagai penyokong penumbuhan
       yang buruk di mata masyarakat.             budaya karakter di sekolah. Dengan berbagai

       ‹   Bagaimana strategi para stakeholders   kegiatan positif dalam berliterasi, tidak hanya
          dalam mewujudkan literasi di sekolah ?  sekedar membaca atau membiasakan baca tulis
          Pemerintah sudah menerapkan gerakan     saja. Mari membekali anak dengan kemampuan
       literasi dalam proses pembelajaran di sekolah.   berliterasi. (har)
       Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan
       berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun
       2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Gerakan
       literasi sekolah bertujuan membiasakan
       siswa untuk membaca dan menulis guna
       menumbuhkan budi pekerti. Dalam
       jangka panjang, diharapkan
       dapat menghasilkan siswa
       yang memiliki kemampuan
       literasi tinggi. Yaitu mampu
       mengakses, memahami,dan
       menggunakan informasi
       dengan cerdas.
                                                                    | Edisi 97 Juli 2020 | Dzulqo’idah 1441 H  13
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20