Page 21 - al abidin ED 97 mini_Neat
P. 21
Karena itu, ia mencetuskan ungkap Koh Steven.
Kedai Coger sebagai bukti Katanya, dari semua
contoh bahwa usaha itu harus karyawannya, metode
ikhlas. Kini Kedai Coger telah penggajian juga dilakukan
memiliki 18 cabang. Katanya, dengan sistem bagi hasil dari
di semua kedai untuk menu panen kopi ataupun pembeli
kopi menggunakan metode kopi yang dilayaninya.
pembayaran seikhlasnya. Dari bisnisnya bayar
“Bismillah saya tunjukkan seikhlasnya itu, Koh Steven telah
semuanya. Saya coba mulai bisnis menunjukkan bahwa rezeki telah
kopi dengan berkebun kopi. Saya Allah atur dan menurutnya tidak akan
pekerjakan kaum dhuafa di beberapa tertukar. Ia mencontohkan, statemennya itu
wilayah kebun. Hasilnyanya juga bagi hasil dapat diwujudkan dengan bisnis kedai kopi
dengan para petani. Mereka tidak digaji Coger ke-18 yang ia miliki saat ini.
bulanan, tapi bagi hasil. Dari bagi hasil itu, Dalam penyampaiannya, ia menunjukkan
alhamdulllah mereka menikmatinya. Bahkan bahwa perekonomian syariah untuk umat dapat
hingga saat ini tidak ada keluhan para petani mudah dijalankan, asal kepercayaan terhadap
tentang perekonomiannya yang sulit lagi. Allah SWT sepenuhnya diserahkan.
Sistem bagi hasil itu agar makin semangat
mereka bekerja, semakin besar pula hasil yang “Ayo bantu mereka yang sulit dari segi
mereka dapatkan,” jelasnya. ekonomi. Beri mereka pekerjaan. Terus
permudah bisnis itu dengan meminta Ridha
Kemudian, selain kaum dhuafa, Koh
Steven juga mempekerjakan beberapa anak Illahi agar berkah dan lancar. Saya sudah jalani
itu, Alhamdulillah Kedai Kopi Coger itu sudah
jalanan atau anak-anak bekas pemabuk cabang ke-18. Jadikan pekerjaan kita sebagai
untuk dapat bekerja di kedainya. Syaratnya, ladang ibadah kita, aamiin,” harapnya. (Fathur).
anak-anak binaannya tersebut diminta untuk □ddp
meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut.
Koh Steven menganggap ini sebagai salah satu Sumber: gontornews.com
bentuk dakwah.
“Saya meminta mereka bekerja di kedai
Coger itu susah-susah gampang. Mereka
sedang nongkrong sambil mabuk-mabukan.
Saya datang sambil bawain kopi yang enak,
terus lambat laun, kita ngobrol akrab. Dan
akhirnya saya ajak mereka kerja di kedai kopi
saya dengan syarat meninggalkan kebiasaan
buruknya. Ada yang mau ada yang tidak,”
| Edisi 97 Juli 2020 | Dzulqo’idah 1441 H 19