Page 43 - al abidin ED 97 mini_Neat
P. 43
Imam Ibnu Katsir dalam keluarga kekurangan.
tafsirnya mengungkapkan, Hati mereka pun menjadi
ayat ini turun pada kecewa. Sebagai ma na
tahun ketiga atau ke kisah pada masa sahabat.
lima Hijriyah. Ayat ini “Kami masuk ke rumah Jabir
pun ditafsirkan dengan RA, lalu ia menyuguhkan
hadits yang diriwayatkan kami roti dan cuka serta
dari Imam Bukhari dan berkata, ‘Seandainya
bersumber dari Anas bin kita tidak dilarang untuk
Malik. Sebelum turunnya memaksakan diri, tentu aku
ayat itu, Rasulullah SAW akan memaksakan diri untuk
menikahi Zainab binti Jahsy. (memberi suguhan yang lebih
Beliau pun mengundang kepada) kalian.’”
sejumlah orang, lalu Adab kedua, janganlah
menjamu mereka. Mereka tamu mengusulkan atau
pun bercakap-cakap di majelis itu. Kemudian, menentukan sesuatu untuk hidangannya.
Nabi SAW hendak bangkit sementara ada tamu Permintaan tamu itu bisa jadi membuat tuan
yang masih duduk-duduk saja. Melihat keadaan rumah kesulitan untuk mengadakan hidangan
itu, beliau terus bangkit. Ketika beliau bangkit, itu. Jika tuan rumah menawarkan dua pilihan
sebagian orang bangkit pula, tetapi masih ada makanan kepadanya, hendaklah dia memilih
tiga orang yang tetap duduk. makanan yang paling mudah di antara
Nabi SAW datang dan hendak masuk (ke keduanya untuk disediakan tuan rumah. Jika ia
kamar pengantin), tetapi ternyata masih ada mengetahui bahwa tuan rumah merasa gembira
sejumlah orang yang masih duduk dan belum de ngan usulnya karena memudahkan tuan
pergi. Tidak lama kemudian, mereka bangkit dan rumah, pengajuan usul tidak dimakruhkan.
pergi. Anas ibnu Malik kemudian menghadap Berikutnya, tuan rumah boleh menyatakan
dan menceritakan kepada Nabi SAW bahwa keinginannya kepada saudaranya yang menjadi
mereka telah pergi. Nabi SAW bangkit hendak tamu. Dia pun bisa menanyakan kepada
masuk dan Anas pergi mengikutinya. Tetapi, tamunya mengenai usul itu. Bilamana tuan
tiba-tiba beliau menurunkan hijab antara beliau rumah merasa nyaman terhadap pendapat
dan Anas. Kemudian, turunlah ayat tersebut. tamu, hal tersebut dinilai baik, mengandung
Ayat ini dimaksudkan agar seorang tamu pahala, beserta keutamaan.
tidak boleh menunggu makanan untuk Keempat, tuan rumah tidak pantas bertanya
disiapkan dan dihidangkan. Ketika seseorang kepada tamu, “Apakah engkau mau kusuguh kan
lapar lalu bermaksud mendatangi saudaranya makanan?” Tetapi, seyogia nyalah ia langsung
supaya diberi makan dan tidak menunggu waktu memberi suguhan jika memang memiliki
makan saudaranya, tidaklah mengapa. Hal ini makanan. Jika tidak dimakan, tuan rumah bisa
bermakna pertolongan kepada saudara nya mengangkatnya kembali.
untuk mendapat pahala memberimakan. Dalam Saripati Ihya Ulumiddin juga
Tamu dan tuan rumah juga terikat pada dijelaskan, “Ketika seseorang masuk untuk
adab-adab menyuguhkan makanan. Tuan bertamu dan tidak mendapati tuan rumah, dia
rumah seyogianya tidak membebani diri boleh untuk menyantap makanan nya tanpa
dan menyuguhkan apa yang ada. Al-Fudhail izin pemilik rumah. Selama, dia meyakini
mengatakan, «Sesungguhnya, membuat orang dan percaya dengan ikatan persahabatan
kapok dengan membebankan diri ialah seseorang antara dirinya dengan tuan rumah. Dia pun
mengundang saudaranya lalu ia membebankan mengetahui kegembiraan tuan rumah apabila
diri untuk saudaranya. Saudaranya pun kapok menyantap makanannya.” (Dikutip dari buku
untuk kembali datang lagi kepadanya.» Saripati Ihya Ulumiddin karya Imam Al Ghazali
Salah satu bentuk membebani diri, yakni yang disarikan Syekh Jamaluddin al-Qasimi).
menyuguhkan semua yang dimilikinya, sehingga
| Edisi 97 Juli 2020 | Dzulqo’idah 1441 H 25