Page 56 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 56

mengenai  pendidikan  dan  kebudayaan.  Jika  progresivisme
                     menganggap pendidikan yang penuh fleksibilitas, serba terbuka untuk
                     perubahan, tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu, toleran dan
                     nilai-nilai dapat berubah dan berkembang, maka aliran esensialisme
                     ini  memandang  bahwa  pendidikan  yang  bertumpu  pada  dasar
                     pandangan  fleksibilitas  dalam  segala  bentuk  dapat  menjadi  sumber
                     timbulnya pandangan yang berubah, mudah goyah, kurang terarah,
                     dan tidak menentu serta kurang stabil. Karena itu, pendidikan harus
                     pijakan di atas nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, telah teruji
                     oleh  waktu,  tahan  lama,  dan  nilai-nilai  yang  memiliki  kejelasan  dan
                     terseleksi.

                            Tokoh-tokoh  aliran  filsafat    esensialisme  antara  lain:
                     (Kompasiana.com, 2020b)
                     1.  William  C.  Bagley  ciri-ciri  filsafat  pendidikan  esensialisme  yang
                        disarikan oleh William C. Bagley adalah ::
                        a)  Minat yang kuat dan tahan lama yaitu awal yang memikat atau
                            menarik  perhatian  bukan  karena  dorongan  dari  dalam  diri
                            siswa.
                        b)  Pengawasan pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa.
                        c)  Kemampuan harus disiplin diri Dan menjadi tujuan pendidikan,
                        d)  Esensialisme  menawarkan  sebuah  teori  yang  kokoh,  kuat
                            tentang  pendidikan,  sedangkan  sekolah-sekolah  pesaingnya
                            memberikan sebuah teori yang lemah.
                     2.  Johann Fiedrich Herbart (1776-1841)
                        Murid  Immanuel  Kant  yang  mempunyai  pandangan  kritis.  Ia
                        berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa
                        seseorang  dengan  kebajikan  dari  Yang  Mutlak,  yang  berarti
                        penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan, dan ini pula yang
                        disebut  "pengajaran  yang  mendidik"  dalam  proses  pencapaian
                        pendidikan.
                     3.  Johann Frederich Frobel (1782-1852)
                        Tokoh  transendental  yang  mempunyai  corak  pandangan  yang
                        bersifat kosmissintetis, dan menurutnya manusia adalah makhluk





                                                      45
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61