Page 118 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 118
E. Latex Aglutination Test (LA)
Uji LA ini digunakan untuk memeriksa keberadaan
imunoglobulin G (IgG). Serum dari pasien penderita direaksikan
dengan partikel latex yang peka. Apabila terdapat antibodi yang
spesifik terhadap toksoplasma, maka akan terjadi aglutinasi. Titer
yang ada kemudian diabndingkan dengan hasil tanpa Dye Test dan
IFAT. Uji ini terutama digunakan sebagai seleksi terhadap infeksi
seropositif semu (Wilson et al. (1990). Reaksi antara partikel antigen
dan antibodi menghasilkan aglutinasi. Antibodi yang menyebabkan
reaksi ini disebut aglutinin. Prinsip aglutinasi mirip dengan reaksi
presipitasi; semuanya tergantung pada ikatan silang polyvalent
antigens. Saat antigennya adalah eritrosit maka disebut hemaglutinasi.
Secara teori semua antibodi dapat mengaglutinasi partikel antigen
tetapi IgM, secara spesifik merupakan agglutinin yang baik.
Latex agglutination test dapat digunakan untuk mendeteksi
antibodi atau antigen pada beberapa sampel dari cairan tubuh, termasuk
ludah, urin, cairan serebrospinal, dan darah. Metode pemeriksaannya
juga tergantung jenis sampel yang dikerjakan. Sampel yang dikirim ke
laboratorium, dilapisi latex dengan antibodi dan antigen spesifik. Jika
terdapat substrat yang akan diperiksa latex akan mengalami aglutinasi.
Hasil ini dapat didapatkan setelah 15 sampai 1 jam pemeriksaan
dilakukan (Aoyagi et al., 2017). Tidak ada aglutinasi yang dapat
diamati jika konsentrasi antibodi tinggi, dan dapat dilakukan pelarutan
kembali agar aglutinasi dapat teramati. Ada Prozone effect yang berarti
terhalangnya visibilitas aglutinasi saat konsentrasi antibodi tinggi
karena antibodi yang berlebihan membentuk kompleks yang tidak
akan tergabung untuk menyebabkan aglutinasi terlihat.
F. Indirect Hemaglutination Test (IHA)
Pertama kali uji ini dikembangkan oleh Jacobs dan Lunde pada
tahun 1957. Uji hemaglutinasi ini didasarkan pada adanya reaksi
aglutinasi antara eritrosit yang di bagian permukaannya dilapisi
Toksoplasmosis pada Hewan 109