Page 26 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 26
Proses selanjutnya adalah pembelahan secara skizogoni yang akan
menghasilkan 5 sampai 32 merozoit yang masuk ke dalam lumen
usus dan menembus sel epitel usus di sekitarnya. Merozoit tersebut
selanjutnya akan mengalami proses pembentukan gamet atau
gametogoni yang akan menghasilkan mikrogamet (gamet jantan)
dan makrogamet (gamet betina). Apabila kedua gamet tersebut
bersatu, maka terjadilah zigot atau bentukan yang dinamakan
oosista. Oosista tersebut selanjutnya akan keluar bersama dengan
feses yang masih non infektif. Melalui suatu proses yang dinamakan
sporulasi, oosista tersebut akan berkembang menjadi sporoblas
yang di dalamnya masing-masing mengandung sporosista.
Sporosista tersebut masing-masing akan membelah diri lagi untuk
menghasilkan 4 sporozoit. Sehingga di dalam 1 oosista terdapat 8
sporozoit (Desmonts, 1990). Gametosit sendiri pembentukannya
berlangsung di dalam usus halus selama 3 sampai 15 hari setelah
infeksi terjadi. Periode yang dibutuhkan mulai dari masuknya
oosista atau parasit ke dalam tubuh hospes hingga terjadinya gejala
klinik atau periode prepaten dari toxoplasma adalah 20 - 40 hari.
Perkembangan selanjutnya akan berakhir di dalam usus kucing, yaitu
dengan terbentuknya oosista (Soulsby, 1982). Untuk berkembang
menjadi oosista di dalam tubuh kucing dapat memerlukan yang
lebih singkat, apabila infeksi yang terjadi berupa penelanan sistozoit
atau bentuk bradizoitnya, yaitu berkisar antara 3 - 21 hari. Apabila
kucing tersebut menelan bentuk takizoit, maka perlu waktu 19 -
48 hari (Cheng, 1986). Selain itu, siklus perkembangan Toxoplasma
gondii akan lebih sempurna apabila kucing memakan jaringan atau
daging dari hospes perantara yang mengandung sista jika dibanding
menelan oosista dari tanah. Dengan demikian maka jumlah oosista
yang dikeluarkan bersama kotoran kucing akan lebih banyak setelah
menelan sista jaringan apabila dibanding dengan menelan oosista
yang bersporulasi (Dubey, 1994).
Toksoplasmosis pada Hewan 17