Page 26 - E MODUL IPS Kelompok 2
P. 26
c. Kehidupan Sosial & Budaya
Selain di bidang perekonomian, pengaruh letak yang strategis membuat
kehidupan sosial budaya di kerajaan Aceh tumbuh pesat. Hal ini disebabkan
karena interaksi dengan orang-orang luar seperti pedagang-pedagang dari
Timur Tengah dan Eropa.
Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang berlaku yang
didasari dari ajaran Islam. Hukum adat ini disebut hukum adat Makuta Alam.
Berdasarkan hukum ini, pengangkatan seorang sultan diatur dengan
sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana menteri.
Sisa-sisa arsitektur bangunan peninggalan kesultanan Aceh keberadaannya
tidak terlalu banyak, disebabkan karena sudah terbakar pada masa perang
Aceh. Beberapa bangunan yang masih tersisa contohnya seperti Istana Dalam
Darud Donya yang sekarang menjadi Pendopo Gubernur Aceh.
4. Kerajaan Islam Banjar
a. Kehidupan politik
Kehidupan politik kerajaan banjar Sistem politik Elite Birokrasi sudah
diterapkan di Kerajaan Banjar ini. Di mana setiap daerah kekuasaan sudah
memiliki pemimpin sendiri-sendiri. Ada Adipati yanng membawahi provinsi,
Lalawangan atau lurah, dan juga pambakal yang memimpin desa.
Dari segi keamanan, sistem politik yang digunakan adalah membentuk
pasukan yang diberi nama Mamagasari. Dalam satu keanggotaan terdiri dari
40 jiwa. Itu untuk keamanan rakyat, kalau khusus keamanan keraton, nama
pasukannya adalah Sarawisa dengan anggota 50 jiwa.
Pemidahan pusat pemerintahan juga dilakukan oleh pembesar Kerajaan
Banjar. Di mana ini adalah taktik untuk memajukan kerajaan. Dulu pusat
25