Page 102 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 102

Membaca Ulang Sartono Kartodirdjo



















                 Janganlah kita seperti pohon pisang, sekali berbuah terus ditebang.
               Setelah menulis skripsi atau disertasi terus berhenti. Demikian nasehat
                        Sartono kartodirdjo dalam berbagai kesempatan
                Sartono Kartodirdjo sedang menyampaikan butir-butir pemikirannya
               pada Sidang II, Seminar Sejarah Nasional I, Yogyakarta 1957. Membahas
                tentang “Periodisasi Sejarah Indonesia”, ia menggaris bawahi bahwa
                 dasar periodisasi itu adalah derajat “integrasi” yang telah tercapai di
                Indonesia di masa yang lampau. Sumber: 1) Dokumentasi Tempo; 2)
                        Laporan Seminar Sedjarah, Atjara I dan II, 1958.


















                 Dedikasi sepanjang hayat. Istri Sartono, Sri Kadaryati, menjelaskan
               bahwa sejak 1957 suaminya harus bekerja dengan satu mata tetapi ia gigih
                 tidak mau menyerah. Pada tahun 1990-an, Sartono membaca buku
                  dengan kacamata amat tebal, bahkan menggunakan alat semacam
               teropong untuk membaca. Saat kacamata sudah tidak mampu menolong,
                   Sartono memakai kaca pembesar. Saat ia nyaris buta, istrinya
                 membacakan surat kabar, majalah atau buku, serta menuliskan buah
                                   pikiran-pikirannya.

                                                                   83
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107