Page 105 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 105
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Membaca pemikiran Masri Singarimbun (1931-1997) menjadi
penting karena memungkinkan kita melihat bagaimana dua arus
kajian itu beresonansi dalam tingkat yang—kurang lebih—tidak
selalu berbobot sama, dalam hidup, karya, dan pemikiranya. Masri
adalah seorang demograf Indonesia yang tekun dan konsisten
meskipun gelar akademiknya di bidang antropogi. Beragam riset
yang dikerjakanya selama menjadi bagian penting Lembaga
Kependudukan Universitas Gadjah Mada (LK-UGM), sekarang
Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK-UGM),
perhatianya lebih banyak pada persoalan-persoalan demografi dan
program pengurangan fertilitas. Meskipun demikian, menjadi
perhatianya pula adalah masalah kemiskinan kronis di pedesaan,
diversifikasi dan alternatif pangan, ketidakcukupan lahan garapan
petani sebagai implikasi kondisi over populasi, transmigrasi, dan
masalah-masalah lainya. Pendeknya, Masri adalah seorang
populasionis yang memiliki keprihatinan terhadap kondisi manusia
secara utuh, tidak hanya pada aspek ledakan jumlah penduduk
yang merupakan obyek studi demografi tetapi juga segala aspek
yang dibutuhkan manusia untuk hidup secara layak dan
bermartabat. Apa yang dilakukan Masri berada di saat ketika politik
kebijakan pembangunan Orde Baru diarahkan pada tiga aspek
yang saling melengkapi, yaitu menggalakkan program
pengendalian populasi, mendongkrak produksi pangan, dan
pemerataan penyebaran penduduk. Ketiga program ini ditempuh
melalui tiga jalan, yang pertama melalui keluarga berencana (KB),
yang kedua melalui teknologisasi pertanian atau revolusi hijau,
1
dan yang ketiga melalui transmigrasi. Sedangkan concern Masri
1 Lihat Sediono M.P. Tjondronegoro, Ranah Kajian Sosiologi Pedesaan
(Bogor: KPM-IPB, 2008) hlm. 236-245
86