Page 110 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 110
Pemikiran Masri Singarimbun
bagaimana struktur penguasaan dan ekpansi kepatalisme yang
ikut menyumbang pada perubahan struktur sosial, degradasi
alam, dan ketidakadilan distribusi pangan, termasuk lahirnya
masalah kemiskinan di Indonesia. Spektrum ini yang justru dilihat
oleh studi agraria. Studi agraria melihat masalah kekurangan
lahan garapan sebagai diakibatkan salah satunya oleh
ketidakadilan kepemilikan yang merupakan akibat atau sebab
dari ketimpangan struktur kekuasaan dan struktur sosial.
Pemikiran Masri penting dibaca kembali dalam konteks ini karena
meskipun sebagai seorang demorafer, perhatianya terhadap
persoalan kemiskinan akibat dari kekurangan lahan garapan di
pedesaan juga ikut menyumbang pada masalah-masalah lainya.
Tetapi jalan keluarnya, yang dibaca terkesan melompat, tetap pada
program penguranan fertilitas atau pengendalian populasi.
Dua kecenderungan ini tidak jarang berdiri dalam argumen
dan keyakinanya masing-masing dengan jalan keluar yang
ditawarkan berlainan. Yang pertama melalui pentanaan sumber-
sumber dan akses agraria yang adil, sedangkan yang kedua me-
numpukanya pada pengendalian populasi. Hal yang penting
untuk dipertemukan adalah bagaimana studi kependudukan
menjadi bagian dari studi agraria, dan studi agraria tidak “men-
cibir” jalan yang ditempuh studi kependudukan. Meskipun tidak
terlihat jelas, upaya Masri dapat dipandang merintis jalan bagi
kedua studi ini untuk dapat bekerja sama dan saling melengkapi
walaupun jalan keluar yang ditwarkanya sangat khas demografer,
yaitu pengendalian populasi sekuat mungkin.
A. Tentang Masri dan Karyanya
Laki-laki yang lahir 18 Juni 1931 di Karo, Sumatera Utara,
itu bernama Masri Singarimbun (1930-1997). Panggilan masa
91