Page 113 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 113
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Hukum Adat UGM. Lembaga ini dipimpin oleh Prof. Djojodi-
goeno dan giat melakukan penelitian lapangan di desa-desa di
seluruh pulau Jawa dan beberapa daerah di luar Jawa. Ia juga
tertarik dengan seorang profesor muda yang sangat antusias,
6
Mervyn A. Jaspan . Masri kemudian menjadi asisten peneliti
Jaspan saat ia melakukan penelitian di tanah Karo, Jaspan kemu-
dian merekomendasikanya untuk diterima sebagai calon maha-
siswa S3 di bidang antroplogi di Australian National University
(ANU).
Ia kemudian memperoleh beasiswa untuk belajar di ANU,
Canberra. Dari ANU Masri memperoleh gelar doktor antropologi
dengan disertasi, “Kinship, Descent, and Alliance Among the Karo
7
Batak” (1966). Khusus untuk buku ini James J. Fox menulis bahwa
dalam waktu singkat buku ini telah menjadi topik pembahasan
beberapa pakar antropologi terkemuka di dunia. Rodney
8
Needham, di Oxford University menulis penilaian yang panjang
mengenai kekerabatan Karo, dan diterbitkan dalam jurnal Belanda
Bijdragen tot de Taal-lend-en Volkenkunde Vol. 134: 116-148, dipubli-
6 Jaspan adalah seorang antropolog berasal dari Inggris yang diperbantukan
ke Universitas Gadjah Mada pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an. Lihat
White, “Diantara Apologia Kritis,…” hlm. 122
7 Menurut James Danandjaja disertasi Masri berjudul “Kinship and Affi-
nal Rotation Among the Karo Batak of North Sumatra” (1965). Kolega Masri yang
memperoleh Ph.D. dari Universitas yang sama adalah Raharjo Suwandi dengan
disertasi berjudul “A Quest for Justice: Millenary Aspirations of a Contemporary
Javanese Bali” (1985). Mungkin Masri adalah alumni pertama dalam bidang
Antropologi dari ANU, Canberra. James Dananjaja, “Antropologi” dalam
Manasse Malo, Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial di Indonesia Sampai Dekade 80-
an (Jakarta: PT. Rajawali Press, 1989), hlm. 292.
8 James J. Fox “Masri Sahabatku, Sumber Informasi dan Inspirasi” dalam
Robert Parangin-Angin & Irawati Singarimbun (ed.), Ibid., hlm. 235.
94