Page 82 - E-Book Dasar-dasar Hukum K3_Neat
P. 82
74 | D a s a r - d a s a r H u k u m d a n K 3
pada ruangan sangat menentukan kecepatan perambatan api, hal itu karena semakin besar
bukaan maka oksigen yang ada dalam ruang semakin besar.
Besaran ruang (menentukan jumlah O2). Besar kecilnya ruang menentukan
perambatan api, hal itu karena semakin besar ruang maka kandungan O2 dalam ruang
semakin banyak dan mempercepat laju api. Jika api berkobar, segera periksa kejadian yang
member kesempatan yang terbaik dari keluarnya yang cepat, mengurangi bahaya hidup dan
menjaga kerusakan seminimum mingkin.
C. Faktor Manusia
Sumber-sumber bahaya kebakaran yang umum terjadi: (1) merokok; (2) zat cair
yang mudah terbakar; (3) nyala api terbuka; (4) sisem kelistrikan yang jelek; (5) tata rumah
tangga yang buruk; (6) mesin-mesin yang tidak terawatt; (7) peralatan las, dan lain-lain. Dari
keenam sumber kebakaran, umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti merokok
dan lain sebagainya. Prihal hubungan antara kesalahan manusia dengan personality
seseorang telah dijelaskan pada bab IV. Peristiwa-peristiwa yang dapat mengakibatkan
kebakaran: (1) nyala api dan bahan-bahan pijar; (2) penyinaran terus menerus; (3)
peledakan (uap, gas, zat cair); (4) percikan api; (5) reaksi kimia; (6) terbakar sendiri dan
peristiwa lainnya.
Banyak penelitian telah dilakukan mengenai perilaku manusia terhadap kebakaran
khususnya yang menyangkut gerakan evakuasi, ditinjau dari fisik maupun secara sosial.
Untuk memberikan prediksi yang akurat mengenai perilaku manusia, diperlukan model
gerakan massa yang komprehensif.. Pergerakan ini dipengaruhi oleh: (1) Jenis kelamin; (2)
Usia dan (3) Kemampuan individual
Manusia normal akan kehilangan kemampuan saat evakuasi karena menghirup asap,
luka bakar, ataupun keracunan gas. Dari penelitian Ando dalam Galea mengahsilkan data
sebagai berikut: (1) Kecepatan berjalan tercepat pada usia 20 th; (2) Pria selalu lebih cepat
dari wanita; (3) Maksimum kecepatan berjalan untuk pria 1,6 m/detik dan (4) Maksimum
kecepatan berjalan untuk wanita 1,4 m/detik.
D. Pencegahan dan Penaggulangan Kebakaran
Berdasarkan pemahaman karakteristik kebakaran pada bangunan yang umumnya
cellulosic fire maka pengamanan terhadap kebakaran mencakup hal-hal sebagai berikut:
Pengendalian lewat perancangan bangunan yang diarahkan pada upaya minimasi
timbulnya kebakaran dan intensitas terjadinya kebakaran, yang menyangkut minimasi
beban api, rancangan sistem ventilasi, sistem kontrol asap, penerapan sistem
kompartemenisasi dll yang dikenal sebagai sistem proteksi pasif.
Pengendalian lewat perancangan sistem supresi kebakaran untuk meminimasi dampak
terjadinya kebakaran, melalui rancangan pemasangan sistem deteksi & alarm kebakaran,