Page 128 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 128
Kiai Ahmad Masduki | Kiai bagi Semua Lapisan Masyarakat
Kiai Kharismatik yang Rendah Hati
iai Masduki sadar bahwa selalu merasa bisa dalam se-
gala hal terutama dalam keilmuan seringkali menjeru-
Kmuskan seseorang dalam kesombongan pengetahuan.
Bagi beliau, selalu merasa bisa, bukan cermin seseorang dalam
penghambaan kepada Sang Pemilik Ilmu (Allah SWT).
Begitu nyata dalam kehidupan umat beragama saat ini, katakan-
lah seseorang yang bergelar ustad tak luput dari penyakit ser-
ba bisa dalam pemahaman keislaman. Bagi Kiai Masduki ilmu
yang diperoleh atau yang diberikan oleh Sang Pemilik Pengeta-
huan hanyalah sedikit yag diberikan kepada hamba-Nya.
Artinya bahwa belajar tak mesti harus berhenti baik bagi mereka
yang telah mememiliki deretan gelar akademik maupun gelar
keagamaan seperti Kiai atau ustadz. Sikap tawadhu mesti dimi-
liki oleh setiap orang yang berpendidikan, seharusnya sikap iso
rumongso menjadi refleksi atas kompetensi diri setiap orang.
Inilah sikap yang selama ini sering menjadi pijakan hidup bagi
Kiai Masduki yang tak luput dari ketaatannya atas nasehat yang
senantiasa diberikan oleh Kiai Harun Syafii pengasuh Pondok
Pesantren Sirojuth Tholibin Blitar. Sosok Kiai satu ini banyak
mempengaruhi sikap dan pandangan hidup Kiai Masduki di
samping nasehat orang tuannya.
“Jika ingin menjadi orang yang sukses maka harus melihat kebu-
tuhan masyarakat. Masyarakat adalah guru, jangan pernah jadi
guru untuk masyarakat tapi merasa berguru pada masayarakat.
Inilah esesni dari ojo rumongso iso, tapi iso rumongso atau ja-
gan merasa bisa tapi bisalah merasa,” tuturnya.
| 114