Page 29 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 29
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
Pendidikan dasar hingga menengah dituntaskannya di Madrasah
Ghazaliyah Syafi’iyyah (MGS). Semasa belajar di Ghozaliyah,
Abdul Ghofur sudah dikenal cerdas dan kritis, hal itu terlihat
dari catatan-catatan yang ia tulis terkait persoalan fiqih. Sejak
duduk di kelas Ibtidaiyah hingga Tsanawiyah, ia terus mendapat
predikat juara kelas, dan selalu dipercaya untuk menjadi ketua
kelas. Tidak hanya urusan pelajaran, di bidang organisasi presta-
sinya cukup membanggakan.
Selama dua periode berturut-turut Abdul Ghofur dipercaya se-
bagai ketua DEMU (Dewan Murid) yaitu semacam OSIS di se-
kolah-sekolah formal. Hal ini tentu menjadi sejarah baru dalam
kelembagaan MGS, karena dalam riwayatnya belum pernah ada
santri yang menjabat sebagai ketua DEMU selama dua periode,
pada umumnya hanya satu periode. Seabrek prestasi ditambah
kedudukannya sebagai putra ulama berpengaruh, tidak mem-
buatnya angkuh, juga dumeh. Memang demikian putra-putri
Kiai Maimun dididik. Untuk ukuran agagis dengan santri ribuan,
putra-putri Kiai Maimun relatif bersikap egaliter.
Usai menyelesaikan pendidikan di MGS tahun 1992, Gus Gho-
fur sempat diminta ayahnya mengajar di Pesantren Al Anwar,
Sarang, Rembang. Selain itu ia juga dipercaya sebagai koordi-
nator keamanan pusat. Pada tahun 1993, ia melanjutkan pendi-
dikannya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Tinggal di negeri Piramida, kecerdasannya kembali menorehkan
prestasi cemerlang. Selama empat tahun menyelesaikan program
S1 di Fakultas Usuhuludin jurusan Tafsir, semua ujian dilaluinya
dengan nilai Jayiid Jiddan. Begitu juga materi Program S2 di
jurusan yang sama selama dua tahun juga dilahap dengan hasil
akhir yang sama; Jayyid Jiddan.
| 15