Page 41 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 41
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
Bapaknya, Muslih, untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya.
Pagi hari bapaknya yang bekarja dengan becaknya, giliran sore
hingga malam hari usai sekolah, digantikan oleh Abdul Jalil
dengan kakaknya, Abdul Syakur.
Keterbatasan ekonomi tak lantas membuat keluarga ini melupa-
kan pendidikan bagi anak-anaknya. Ayahnya, dengan getol
mendidik putra-putrinya untuk mementingkan aspek pendidikan
demi masa depan. Melalui sentuhan pendidikan keluarga yang
agamis, sang bapak sebagai sosok kiai kampung yang bersahaja
membuat anak-anaknya patuh pada perintahnya.
Jalil, panggilan akrabnya, dan Syakur, panggilan akrab kakakn-
ya, ditempa ajaran agama yang sangat kuat,baik oleh bapaknya
sendiri maupun di bangku Madrasah Diniyyah sore hari. Kec-
erdasan Abdul Jalil dan kakaknya ini sudah menonjol sejak ke-
cil dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Inilah yang
menjadikan salah satu alasan bapaknya untuk terus mendidik
dan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi meski
kondisi ekonomi yang serba kekurangan.
Usai lulus MI di kampungnnya, Abdul Jalil kemudian melanjut-
kan sekolah di Madrasah Qudsiyyah Kota Kudus, sedang kakak-
nya mondok di MUS Sarang Rembang. Di Madrasah Qudsiyyah
yang didirikan oleh KHR. Asnawi inilah ia ditempa pendidikan
salafiyah dan sangat akrab dengan dunia pesantren dan kitab
kuning. Ia mulai masuk di madrasah Qudsiyyah pada tahun
1987 di kelas V Ibtidaiyyah hingga lulus dari MA Qudsiyyah
pada tahun 1994.
Kegiatan yang dilalui selama 8 tahun sekolah dan mengaji ada-
lah pagi hari bersekolah dengan mengayuh sepeda, siang hari
usai Dluhur pulang ke rumah, dan saat Ashar tiba sudah kemba-
| 27