Page 44 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 44
Abdul Jalil | Dari Tukang Becak ke Wirausahawan Muda
Jalil, entah dari otak sebelah mana datangnya ide, bukan hanya
mengenalkan pemikiran lintas madzhab, tetapi juga membawa
pemikiran progesif dari ulama-ulama kontemporer kedalam tr-
adisi pesantren yang salaf. Tidak tanggung-tanggung pemikiran
Muhammad Abid al-Jabiri, Muhammad Arkoun, Nashr Hamid
Abu Zaid, dan beberapa deret ulama kontemporer lainnya ia ser-
et masuk ke dalam tradisi Ma’had Aly yang salaf itu.
Hadirnya pemikiran-pemikiran progresif di samping membawa
dampak positif membuka tempurung pemikiran santri Ma’had
Aly, tetapi juga menimbulkan benturan pemikiran antara sant-
ri Ma’had Aly dengan guru-guru sepuh yang masih kokoh ber-
pegang teguh pada tradisi salafnya. Seperti tidak mempedulikan
benturan-benturan itu, Jalil terus menggelorakan dinamika pe-
mikiran santri-santri Ma’had Aly.
Jago Lobby dengan Kemampuan Komunikasi
Salah satu yang masih membekas kuat di ingatan Imam Nakhe’i
adalah mengembangkan dialog lintas Iman yang baru pertama
kali digelar di Ma’had Aly. Jika bukan karena kemampuan ko-
munikasi dan lobby Jalil, mungkin dialog lintas agama belum
atau tidak akan pernah terjadi saat itu.
“Saya masih teringat bagaimana Abdul Jalil menunjukkan ke-
mampuan komunikasi dengan tokoh–tokoh lintas agama di Situ-
bondo kala itu. Ia mengajak serta menyelenggarakan dialog lin-
tas iman di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Situbondo,
induk dari Ma’had Aly Situbondo. Padahal saat itu Situbondo
baru saja terluka dengan terjadinya kekerasan-kekerasan berba-
sis agama,” kenang Imam Nakhe’i.
Dialog lintas Iman, saat itu tahun 1997, bukan suatu hal yang
| 30