Page 47 - Merawat NKRI Ala Kyai Muda.cdr
P. 47
MERAWAT NKRI ALA KYAI MUDA | Tokoh-tokoh Inspiratif dari Pesantren
Misalnya orang memiliki beras tipe 64 satu kg, ditukar dengan
jumlah yang sama dengan beras rojolele 1 kg juga. Apakah ini
termasuk riba, dan kira-kira siapa saja pihak yang rugi ketika itu
disebut riba.
Penjelasan ini seringkali membuat kita terkejut, dan seolah
menggugah kita untuk berontak, dan menginspirasi mencari
kebenaran hakiki. Bagaimana tidak demikian? Di tengah kita
mengurai makna kata demi kata baik secara gramatikal maupun
leksikal sehingga menghasilkan suatu kesimpulan hukum, sudah
dilalui debat panjang, tiba-tiba dihadapkan dengan suatu realitas
di lapangan yang berbeda.
Dengan adanya fakta seperti ini, seolah akan menentang isi kitab
yang dipelajari. Bahkan ada teman yang komentar, bahwa kitab
kuning tidak relevan dengan dunia sekarang, sehingga harus di-
bongkar isinya. Dari sini Khoirul Anwar dan santri-santri lain-
nya mulai mengenal istilah rekonstruksi dan dekonstruksi pe-
mikiran dan mengetahui latar historis sebuah hukum ditetapkan.
“Sungguh suatu pengalaman belajar yang sangat berharga,” aku
Khoirul.
Salah satu yang tidak terlupakan bagi Khoirul adalah satu ketika
dalam suatu pembekalan calon lulusan Ma’had Aly oleh Ustadz
Abdul Jalil. Jalil menantang dan mematahkan keilmuan yang
dimiliki para santri sebagai bekal berkhidmah di tengah mas-
yarakat.
Jalil dengan lugas menjelaskan, “jangan kamu mengira, bahwa
dengan fiqh dari kitab kuning yang kamu kuasai, masalah umat
selesai. Dalam spektrum kehidupan, ibarat jari tangan, fiqh ada-
lah salah satu bagian kecil dari jari kelingking.Ibarat roda, fiqh
| 33