Page 4 - Keterbukaan Informasi Dalam Konteks Pemantapan Ideologi Negara- deerwan ismidi
P. 4
pengembangan, yaitu bahwa ideologi tersebut memiliki keluwesan yang
memungkinkan pengembangan pemikiran. Jadi, Pancasila sangat memungkinkan siapa
saja untuk menerjemahkannya sesuai dengan apa yang dari benaknya, tidak menutup
kemungkinan oleh anak kecil.
Hal-hal seperti di atas wajar saja terjadi dikarenakan ketika ada anak Indonesia
yang lahir di bumi pertiwi ini, maka asupan ideologi, gagasan, filsafat, pemikiran,
argumen, wawasan yang pertama kali ia dapat adalah bukan penanaman ideologi
bangsa melainkan nilai-nilai yang berasal dari agama atau justru tidak emdapatkan
asupan ideologi apapun sehingga ia menafsirkan sendiri isi pancasila sesuai nafsuunya
sebagai manusia. Upaya pemantapan ideologi Pancasila kepada setiap warga Negara
menurut saya sangatlah terlambat, karena mengkristalkan nilai Pancasila dimulai dari
ketika anak memasuki bangku sekolah. Berbeda dengan agama, bahkan agama sudah
di “doktrinisasi” kepada anak ketika anak tersebut masih dalam masa kandungan. Maka
sangat wajar apabila, agama dan bangsa ini harus berjalan beriringan. Bukan untuk
saling dipisahkan apalagi dipertentangkan, sehinga nilai-nilai Pancasila dapat melekat
kepada naluri Bergama disetiap rakyat terutama dalam mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila adalah nilai yang menjadi tujuan
bangsa Indonesia yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah Keimanan, Kesetaraan, Persatuan
dan Kesatuan, Mufakat, dan Kesejahteraan. Mewujudkan nilai-nilai ini memanglah
tidak semudah yang kita pikirkan, ada ratusan juta rakyat Indonesia yang berbeda
karakter, berbeda keyakinan, yang harus dipersatukan pemikirannya, harus dipenuhi
kepentingan-kepentingannya, demi mewujudkan Negara yang aman, damai, dan
sejahtera.
Ada yang mengatakan bahwa Pancasila adalah rumusan pemikiran dari
manusia yang bisa saja berubah jika tak ada lembaga yang menjaganya. Salah satu
upaya pemerintah untuk mempertahankan Negara ini adalah dengan membentuk Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila atau yang disingkat BPIP. Pengendalian pembinaan
ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan, kepada seluruh rakyat
Indonesia dengan merata. Sekuat apapun ideologi Pancasila ini dijaga, sehebat apapun
cara untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat Indonesia.
Namun, tetaplah Pancasila adalah rumusan dari manusia, hanya sebagai jalan tengah
dari segala macam perbedaan di Negara ini. Sebuah titik tengah yang mempertemukan
perbedaan ini tentu tidaklah sempurna pasti ada cacatnya. Bahkan menurut saya tidak
perlu ada BPIP pun tak mengaapa, karena kalau melihat sejarah para pahlawan
Indonesia dulu, mereka bisa berjiwa nasionalis dan patriot hanhya dengan keyakinan
mereka terhadap Tuhan untuk menjaga bangsa ini.
Ketika tahun 2017 lalu disahkannya perppu ormas, sebuah organisasi
keagamaan dibubarkan oleh pemerintah karena di nilai ataupun diklaim
membahayakan ideologi Negara. Pasal 59 ayat 4 butir (c) : “c. menganut,
mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang bertentangan dengan