Page 19 - Misteri di Hutan Rimba
P. 19
Mata gadis itu berbinar-binar ketika beradu pandang
dengan Sultan. Tadinya gadis itu meronta-ronta karena takut
sekilas juga berubah menjadi pucat. Sekarang gadis itu tidak
meronta bahkan diam menurut ketika Sultan meloncat dan
duduk di belakangnya.
“Siapa namamu?” tanya Sultan.
“Siti Mardinah,” jawab gadis itu dengan malu-malu.
Sultan Salehudin mempercepat lari kudanya. la benar-
benar lega karena gadis itu sama sekali tidak memperlihatkan
sikap ingin melepaskan diri lagi ketika gadis itu dibawanya
menunggang kuda. Sementara di belakangnya, Mangkubumi
memacu kudanya pula.
Senja telah merangkak menjemput malam. Langit
hitam mulai mendung. Hutan rimba yang biasanya nyaman
bagi Siti Partinah tidak demikian saat ini. Sepanjang siang
hingga malam hari ia menangis tersedu-sedu meratapi Siti
Mardinah yang hilang diculik orang.
12