Page 11 - Falsafah
P. 11
www.flipbuilder.com ©®
www.flipbuilder.com ©®
Beberapa tempat pernah menjadi persinggahan anak-anak didiknya,
dari mulai sekolah-sekolah yang menjadi relasinya sampai kantor
kelurahan pun pernah dijadikannya sebagai tempat belajar.
Apapun akan kutempuh, asalkan bisa kubuktikan bahwa kata-kata
yang ‘mengiris kuping’ itu adalah salah besar. Tekadnya dalam hati.
Perjuangan Abas ternyata bukan perjuangan yang sia-sia, tapi
merupakan perjuangan yang tidak pernah mengenal kata menyerah.
Sehingga perjuangan itu berbuah manis, sesuatu peristiwa yang menjadi
titik kulminasi dan membuatnya begitu takjub.
Suatu hari, seorang pengusaha mendatanginya dan mengajaknya untuk
kerja sama.
“Bapak hanya perlu menyediakan lahan, dan saya yang akan
menanggung semua biaya operasionalnya hingga sekolah berdiri dan
berjalan normal. Bagaimana Pak, bisa?”
Itulah salah satu fase lagi yang merupakan tonggak sejarah dalam
meraih cita-citanya. Abas pun sedikit menyelidik, karena takut hal itu
hanyalah mimpi belaka.
“Apakah Bapak serius mengucapkan demikian?” Kemudian tanyanya.
“Ya, saya serius, ingin membantu tanpa diduakan oleh pikiran yang
macam-macam. Semoga Bapak pun dapat menanggapinya dengan serius
pula.”
“Alhamdulillah, Bapak tidak sedang bercanda, kan?”
“Tidak Pak, kenapa Pak Abas sangsi dengan kata-kata saya? Apakah
raut wajah saya memperlihatkan hal itu.”
“Ah ti….tidak Pak. Saya seperti sedang bermimpi saja. Dengan
kemunculan Bapak dengan ucapan Bapak yang tiba-tiba tadi bagaikan air
yang menyegarkan dahaga saya selama ini. Seperti manisnya madu yang
saya telan dan mengalir ke dalam tubuh saya.”
“Ya, mungkin, itulah kekuatan dari doa-doa yang selama ini Bapak
panjatkan.”
“Kalau begitu kenyataannya saya ucapkan terima kasih. Dan kebetulan,
saya punya sepetak tanah yang sekarang menjadi TK Melati di jalan
Hankam.
“Kalau gitu, monggo dipesan bahan-bahan material yang diperlukan.
Secepatnya kita bangun Sebuah sekolah. Masalah biaya tidak usah
dikhawatirkan. Dananya akan segera saya siapkan.”
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan pun berputar
berganti tahun. Dan dihadapannya kini, telah berdiri sebuah bangunan
sekolah yang tampak kokoh. Ia pun berpikir, bahwa sebuah fase dalam
sejarah hidupnya itu akan tetap terang dalam ingatannya. Tapi sebagai
seorang manusia, ia harus berusaha untuk bisa memaafkan kedengkian
orang lain.
9