Page 98 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 98

don.  Dalam  conventie  telah  disepakati  Iflggeris  menyerahkan
           kembali  nusantara  kepada  Belanda  pada  tahun  1816.  Untuk
           melaksanakan  penyerahan  itu,  pemerintah  Belanda  mengirim
           tiga  orang  komisaris  Jenderal  yaitu  Elout,  Buyskes  dan  Van
           der Capellen, untuk menerima penyerahan itu dari pemerintah
           lnggeris. Kemudian  Van der Capellen diangkat sebagai Guber-
           nur Jenderal Hindia Belanda.
               Pemerintah  Hindia  Belanda  berusaha keras untuk mena-
           namkan  kekuasaannya  kembali  di  Indonesia.  Tetapi  dimana-
           mana  mendapat  tantangan  dan  perlawanan  yang  hebat  dari
           pemimpin-pemimpin, raja-raja dan rakyat  Indonesia. Di Suma-
           tera  terjadi  perlawanan  dipimpin oleh Imam  Bonjol yang ter-
           kenal  dengan  perang  Padri  1821  - 183 7. Di  Jawa terjadi pe-
           rang  besar  yang  dipimpin  oleh  Pangeran  Diponegoro  1825  -
           1830.
                Untuk  memantapkan  kekuasaan  pemerintah  Hindia
           Belanda  di  Sulawesi  Selatan  pada  tahun  1824 Gubernur Jen-
           deral  Van  der  Capellen  sendiri  datang  ke  Ujung  Pandang,
           untuk  meminta  supaya  raja-raja  Sulawesi  Selatan  menanda-
           tangani  perjanjian  pembaharuan  atas  perjanjian  Bungaya.
           Tetapi raja-raja  Bone, Wajo, Luwu,  Soppeng, Suppa dan  kera-
           jaan-kerajaan  di  daerah  Mandar  tidak  mau  menanda  tangani
           perjanjian itu.
                Beberapa  kali  pemerintah  kolonial  Belanda  mengirim
           serdadunya menindak  raja-raja yang menentang perjanjian itu,
           semuanya gagal.  Karena itu tentara Belanda  di bawah pimpin-
           an J enderal Mayor  Van  Geen  pada tahun  1825 dikirim ekspe-
           disi  dengan  persenjataan  yang  modern.  Tetapi  gagal  menang-
           kap  raja  perempuan I  Maning  Aru  Data Matinrowe Ri Kessi,
           raja  Bone  ke-XXV.  Van  Geen  terpaksa  kembali  ke  Makasar.

                Pada  tahun  1825  Van  der Capellen mengirim  utusan Ma-
           yor  George  Muller,  untuk membut  perjanjian  dengan  sultan
           Salehuddin  dari  kerajaan  Kutai,  supaya mengakui kedaulatan
           pemerintah  Hindia  Belanda  atas  kerajaan  Kutai.  Utusan  Be-

                                                                    89
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103