Page 102 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPERIALISME DAN KOLONIALISME DI KALTIM
P. 102
sungii Dumanng, tfdaic jauh--dari Batu Putih. Di Tanjung yang
sekarang bemama Tanjung Redeb, raja Alam dibantu oleh
panglima / Bugis bemama panglima Llmbuto keturunan dari
La Madu Daeng Pallawa. Kubu-kubu pertahanan mereka di-
perkuat dengan meriam-meriam besar kecil yang sampai se-
karang masih ada di daerah Berau. Senjata api dibeli dari Si-
ngapura dengan perantaraan perahu-perahu Bugis.
Dengan perahu-perahu pendaratnya pasukan Belanda
mengadakan serangan terhadap pertahanan raja Alam di Batu
Putih dengan dilindungi oleh tembakan meriam dari kapal-
kapal perang Belanda. Pejuang-pejuang Berau, Bugis dan Sulu
mempertahankan Batu Purih dengan gigih. Karena perleng-
kapan Belanda sudah 6 bulan dipersiapkan di Makasar, dan
pasukannya telah berpengalaman dalam perang Diponegoro
dan perang Imam Bonjol, raja Alam mengundurkan diri ke
Tanjung untuk mempertahankan istananya di tempat itu de-
ngan dibantu oleh panglima Limbuto putranya Hadi, menan-
tunya Syarif Dakula dan orang-orang Bugis, mempertahankan
kubu pertahanan di sungai Dumaring daerah Tanjung Mang-
kalihat.
Raja Alam, dapat dikalahkan Belanda dan bertahan di
Muara Lasan. Di tempat ini raja Alam ditangkap Belanda de-
ngan putranya Hadi yang kemudian menjadi sultan Hadi meng-
gantikan Raja Alam. Raja Alam dengan keluarganya dijadikan
sandera Belanda. Pemimpin tentara Belanda Kapten Anemaelt,
meminta agar Syarif Dakula dan orang-orang Bugis menghenti-
kan perlawanan dengan jaminan keselamatan Raja Alam dan
keluarganya. Untuk itu diminta Syarif Dakula dengan pengi-
kutnya datang menghadap di kapal perang Belanda.
Syarif Dakula dan keluarganya, datang di kapal Belanda.
Di kapal perang Belanda itu Syarif Dakula berunding dengan
tentara Belanda. Karena Syarif Dakula tetap tidak mau bekerja
sama dengan bangsa kulit putih yang dianggapnya kafir, ia
:-,-)~~R;Jle~da dan diasingkan ke Makasar. Tetapi
J~-~~:?~~;tewas.May::
:;~~~~-···
~::~ .. :_