Page 49 - Bismillah Bahan Ajar Bu Ernawati
P. 49
45
memikirkan perempuan yang dicintainya memilih laki-laki lain. Kecemburuan
ka’useng memuncak lalu memutuskan untuk membunuh si Kaco.
Ka'useng : “Dasar sial kurang apa aku ini kacau orang biasa massa dapat
memikat hati si Cicci saya harus menyingkirkannya, Kaco
harus dilenyapkan dari muka bumi ini dalam saat-saat seperti
ini Kaco biasanya ada di kebunnya saya harus ke sana untuk
menghabisinya”.
Dengan penuh semangat Kaco sedang bekerja di kebunnya diiringi musik agak
syahdu (seruling calung) dan tiba-tiba Ka'useng datang.
Ka'useng: : “Hei Kaco! Sudah lama saya mencarimu maka kita lihat siapa
yang paling jantan dan berhak memiliki si Cicci”.
Kaco : Ka'useng...! Apa maksudmu saya tidak mengerti kalau ada
masalah mari kita bicarakan secara baik-baik!
Ka'useng : “Ah... , Jangan banyak bicara mari kita bertarung”!
Ka'useng langsung menyerang dan terjadilah pertarungan (diiringi musik pencak
silat)
Ka'useng : “rasakan kau akan menemui ajalmu”!
Ka'useng menyerang si Kaco hingga meregang nyawa
Kaco : “Ka'... U..seng...”!
(Kaco terkapar dan Ka'useng berlari pulang ke rumah dengan
berlumur darah di tangannya.
Warga berjalan dan menemukan si Kaco.
Warga 1 : “Tolong... tolong... tolong”!
Warga lainnya berdatangan dengan penuh keheranan, kaget, dan panik.
Koor Warga : “Siapa yang melakukannya”?
Warga 1 : “Saya juga tidak tahu”!
Warga 5 : “Mungkin korban penculikan”.
Warga 2 : "Ini pasti ulah provokator yang ingin membuat keadaan lebih
kacau".
warga 3 : “Ah... ini hanya pembunuhan biasa, motifnya bukan unsur
politik atau unsur sara”.
Warga 5 : “Tapi bisa saja pembunuhan ini dilakukan oleh orang-orang
yang ingin mengganggu keamanan apalagi dalam
menyongsong sidang umum MPR”.
Kaco dengan tiba-tiba terbangun warga dan Pa'bicara kaget mereka takut dan
menjauh.
Kaco : “Kalian janganlah takut dan lari mendekatlah”!
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
45