Page 51 - Bismillah Bahan Ajar Bu Ernawati
P. 51

47







                         Puang Cazdia     :  “Ka'useng  anakku  apa  yang  terjadi?  Di  tanganmu  keris
                                             berlumur darah (dengan penuh rasa cemas).
                         Ka'useng         :  “Aku terbawa emosi dan tak sadar melakukannya”.
                         Puang Cazdia     :  “Apakah engkau telah membunuh”?
                         Ka'useng mengangguk dan ibunya semakin cemas.
                         Puang Cazdia     :  “Ka'useng... KA'ueng! Puang... Puang… ”!
                         Puang Gamma datang dengan tergopoh-gopoh.
                         Puang Gamma      :  ”Ada  apa  memanggil-manggil  seperti  itu  haah?  Orang  lagi
                                             istirahat diganggu”!
                         Puang Cazdia     :  “Lihat  itu...!  Anak  kita  telah  jadi  pembunuh  dia  telah
                                             mencoreng  arang  di  muka  kita.  (sambil  menunjuk  anaknya
                                             mendekati Puang Gamma).
                         Puang Gamma      :  “Engkau  telah  membunuh  kauseng,  (mendekati  Ka’useng)
                                             kenapa  engkau  lakukan  itu?  Untung  engkau  bisa  selamat
                                             sampai disini”
                         Ka'useng         :  “Tolong selamatkan aku Puang”! (Bersimpuh di kaki ayahnya)
                         Puang Gamma      :  “Engkau  telah terselamatkan oleh hukum adat jadi tak  perlu
                                             engkau  takut.  (Puang  Gamma  menghadap  kepada  warga)
                                             kalian  pulanglah  persoalan  selanjutnya  akan  ditangani  oleh
                                             pemangku adat”.

                         Warga meninggalkan tempat. Sementara Puang Gamma dan Puang Cazdia (kedua
                         orang tua Ka’useng) mendiskusikan masalah hukuman yang akan dijatuhkan
                         kepada Ka’useng.
                         Puang Gamma      :  “Bangun dan tegar lelah sebagai seorang laki-laki engkau harus
                                             secara jantan mempertanggungjawabkan perbuatanmu”!
                         Ka'useng         :  (dengan perlahan kauseng bangkit) “Tapi apa Ka’useng bisa
                                             terbebas dari hukuman”?
                         Puang Gamma      :  “Engkau tidak usah khawatir  bukankah  segalanya ada dalam
                                             kekuasaan  kita  mau  putih  atau  hitam  itu  terserah  kehendak
                                             kita”.
                         Puang Cazdia     :  “Tapi Puang bukankah hukum lebih diatas daripada kekuasaan
                                             dan  hukumlah  yang  harus  mengendalikan  bukan  sebaliknya
                                             Puang”!
                         Puang Gamma      :  “Itu benar, tapi masyarakat telah mempercayai kita dan mereka
                                             tunduk dan patuh pada titah kita”.
                         Puang Cazdia     :  “Itu benar Puang tapi tidak sesederhana itu kita menjalaninya,
                                             justru  kepercayaan  itulah  yang  harus  kita  jaga  agar  tidak
                                             menyalah  gunakannya  dan  kekuasaan  itulah  yang  harus
                                             dihindari agar tidak selalu menggunakannya”.
                         Puang Gamma      :  “Lalu apakah kita rela dengan serta merta menyerahkan anak
                                             kita  satu-satunya  kepada  masa  lalu  dibunuh  sebagai  satu-
                                             satunya jalan untuk menebus kesalahannya”?




                                             Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
                                                                                                                47
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56