Page 55 - Bismillah Bahan Ajar Bu Ernawati
P. 55
51
Puang Gamma yang sejak yang sejak tadi mematung menyaksikan kejadian itu
mendekati istrinya lalu dibimbing untuk berdiri.
Puang Gamma : “Kita telah kehilangan Ka'useng tapi keharuman nama kita yang
akan abadi”.
Ka'useng diangkat dan di gotong, Puang Cazdia dan Puang Gamma dan seluruh
pemeran berjalan di bawa mayat kauseng lalu berjejer di depan diturunkan di
belakang pemain. Setelah pemain berjejer dan kusen diturunkan (simbol
dikuburkan) mereka bernyanyi
Lagu : Nasaua' di alang melullung kaeng lotong mattatangai topole di Walitung
Apamo puti-puti'na to pole di Walitung tuppuang bassi mesa tau angga'na
Pa'dami tuppuang bassi mesa tau angga'na sappe di aya di lolo' bunga
kozda I'o diting bunga kozda dao melo disullu mua tania tomamea
gambana Tomameapa gambana tamma' topa mangaji marete topa pano
pindang dazdanna Pano pindang dazdanna paindo mesa-mesa naindo
naung ku'bur mengara-gara Ku'burmo megara-gara namaccappu'i
nyawa Nyawa apamo nacappu nyawa tallang dunia Nyawa tallang dunia
saicco dami saccaker-caker dami.
Selesai
Setelah kamu menyaksikan pementasan drama oleh teman kelompok.
Tentukan mana pementasan yang baik dan mana yang kurang baik beserta
alasannya! Tulislah jawabanmu pada lembar terpisah atau buku kerjamu dengan
format seperti di bawah ini.
Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku
yang dipentaskan oleh para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun
sebelumnya oleh penulis naskah. Ide penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran
sang penulis. Dapat pula ide itu diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya
yang sudah ada sebelumnya.
Langkah-langkah menulis naskah drama tidak jauh berbeda dengan ketika
menulis teks lainnya. Hal pertama yang perlu kita tentukan adalah tema atau pokok
permasalahan (konflik) yang akan diungkap dalam drama tersebut. Misalnya,
tentang cinta, tragedi kemanusiaan, dan konflik sosial.
Berikutnya adalah pengumpulan bahan. Berbeda dengan ketika menulis teks
nonfiksi yang harus bersifat faktual (nyata), bahan untuk drama bisa berupa hasil
imajinasi atau paduan dari fakta dan imajinasi. Bisa juga merupakan saduran dari
karya-karya yang sudah ada, misalnya dari dongeng, cerpen, novel, hikayat, atau
pengalaman nyata.
Supaya hasilnya lebih menarik dan apik, kita juga perlu mneyusun kerangka
atau struktur alur ceritanya, yang meliputi prolog, orientasi, komplikasi, resolusi,
Drama Berbasis Kearifan Lokal Mandar
51