Page 53 - E-Modul Sistem Reproduksi
P. 53

D. Lembar Kerja Siswa







                  Berita 1

              KumparanMOM-Memantau  tekanan  darah  ibu  hamil  memang  sangat  penting  untuk
              mewaspadai tekanan darah rendah (hipotensi) maupun tinggi (hipertensi). Pasalnya hipotensi
              maupun  hipertensi  tidak  hanya  berbahaya  bagi  ibu  hamil  tapi  juga  berpengaruh  pada

              kesehatan  janin.  Laman  resmi  Heart  Association  melansir,  bila  tekanan  darah  berada  di
              angka 90/60 mmHg atau kurang, bisa jadi ibu hamil mengalami hipotensi alias tekanan darah
              rendah.  Tekanan  darah  rendah  juga  menjadi  tanda  komplikasi  awal  kehamilan  seperti
              kehamilan ektopik, dimana sel telur yang dibuahi berkembang di tempat lain selain rahim.

              Karena itu ibu hamil harus waspada bila mengalaminya. Selain itu, ibu hamil yang mengidap
              hipotensi  dikhawatirkan  bisa  jatuh  pingsan  yang  berisiko  terhadap  kesehatan  janin.  Perlu
              diketahui juga, sebenarnya selama 12 minggu pertama, ibi hamil mungkin akan mengalami
              hipotensi dan tekanan darah yang meningkat lagi saat kehamilan memasuki trisemster 3.





                  Berita 2

             CCN  Indonesia-Sebelum  munculnya  berbagai  alat  kontrasepsi  modern  seperti  dengan
             metode suntik, pil, dan IUD, pencegahan kehamilan dilakukan dengan cara-cara yang lebih
             tradisional.  Di  masa  pandemi,  penggunaan  KB  tradisional  tampak  lebih  diminati.  Ketua

             Umum Pengurus Ikatan Bidan Indonesia, Emi Nurjasi mengatakan, selama masa pandemi
             Covid-19, penggunaan kontrasespsi tradisional mengalami kenaikan dari sebelum pandemi
             4,47  persen  menjadi  5,13  persen.  Sementara  KD  dengan  IUD  turun  dari  14,24  persen

             menjadi 13,77 persen, implan turun dari 8,53 persen menjadi 8,09 persen, metode suntik KB
             dari 17,97 persen menjadi 15,47 peersen, pil KB dari 10,43 persen menjadi 9,74 persen.
             KB tradisonal dilakukan dengan berbagai cara, seperti senggama terputus (ejakulasi di luar),
             atau  dengan  cara  “kalender”  yakni  dengan  menghitung  masa  subur.  Senggama  terputus
             dilakukan  ketika  saat  berhubungan  seksual,  pasangan  laki-laki  menarik  penisnya  keluar

             vagina sebelum terjadi ejakulasi, sehingga tidak terjadi fertilisasi di dalam rahim. Namun,
             metode ini membutuhkan konsentrasi penuh dan tidak selalu berhasil. Selain itu pemberian
             ASI eksklusif juga bisa menjadi metode kontrasepsi alami. Menurut HelloSehat, metode ini

             dikenal dengan amenore laktasi. Menyusui dapat membentu menunda ovulasi hingga bulan
             setelah melahirkan.





                                                          47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58