Page 36 - E-modul IPA Teradu Berbasis Enosains
P. 36
membentuk cita rasa pada pangan. Bakteri halofilik yang berperan dalam proses
fermentasi terasi adalah Lactobacillus, Micrococus, Bacillus, dan Pediacocus (Murti et
al., 2021).
d. Pengawet pada pembuatan terasi
Garam memiliki pengaruh yang penting terhadap proses fermentasi. Hal tersebut
terjadi karena garam dapat menimbulkan efek pada cita rasa dan penghambat
bakteri pembusuk yang dapat berkembang dalam suatu makanan. Proses fermentasi
pada pembuatan terasi udang rebon dengan menggunakan garam akan
mempengaruhi jumlah kadar air pada terasi udang. Apabila garam yang digunakan
terhadap terasi udang semakin tinggi maka besar kadar air pada terasi tersebut akan
semakin rendah. Garam yang diberikan pada terasi udang dengan kadar yang tinggi
akan menyebabkan terjadinya tekanan osmotik yang tinggi dan kadar air menjadi
menurun. Hal tersebut dapat membuat terasi menjadi lebih awet, karena
mikroorganisme atau bakteri yang terdapat di dalam terasi tidak dapat berkembang.
Konsentrasi garam yang tinggi yang diberikan pada terasi udang, maka semakin
rendah kadar airnya sehingga fermentasi dengan menggunakan garam dapat
menurunkan kadar air pada terasi (Murti et al., 2021).
G. Penerapan Bioteknologi Konvensional pada Terasi Udang
Rebon
Bioteknologi adalah pengaplikasian dari berbagai ilmu yang dilakukan melalui
makhluk hidup untuk digunakan dalam memperoleh suatu produk dalam kepentingan
manusia (Nurhidayati & Khaeruman, 2017). Bioteknologi terdiri atas bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
a) Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi dengan memanfaatkan makhluk
hidup berupa mikroorganisme dalam menghasilkan alkohol, asam asetat, gula maupun
32