Page 13 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 13

... . _ -·  ··---··  - ----- ----------







                 d.   Kultur  Historis
                          Penduduk  wilayah  Propinsi Bengkulu termasuk suku
                     bangsa  Melayu  (Melayu  Muda)°.  Seperti  juga  pada  suku
                     bangsa  lain  di  lndo:nesia,  penduduk dan kebudayaan dae-
                     rah Bengkulu berasal dari Asia  Daratan.
                     Sampai saat ini kebiasaan nenek  moyang seperti membuat
                     perahu  dan  menjadi  nelayan  yang  berani,  berladang  dan
                     bersawah,  membuat periuk tanah,  mengenal ilmu bintang,
                     membuat rumah panggung dan lain-fain masih membudaya
                     di kalangan masyarakat.
                          Dari  warisan  budaya  dan  kepustakaan  yang ada me-
                     nunju~an  bahwa daerah Bengkulu sedikit sekali menda-
                     pat pengaruh Hindu.  Sebahagian terbesar (98%) penduduk
                     beragama  Islam  dan  selebihnya bergama Katolik dan Pro-
                     testan.  Sekalipun  demikian  di  beberapa  tempat  terutama
                     di  daerah  pedalaman  kebiasaaan-kebiasaan  leluhur  masa
                     <lulu  seperti  percaya  pada  kekuatan  gaib,  keramat  dan
                     tahayul serta dukun masih dihayati dan diamalkan.
                          Menurut  kelompok  otnis  dan  bahasa  daerah  yang
                     hidup  serta berkembang,  maka penduduk Bengkulu dapat
                     dibedakan  atas  suku  bangsa:  Kaur,  Pasemah  Semendo,
                     Serawai  (Bengkulu  Selatan);  Melayu  Bengkulu  (Kota-
                     madya  Bengkulu),  -Rejang,  Lembak  Beliti,  Muko-Muko,
                     Pekal  dan  Enggano  (Bengkulu  Utara),  di  daerah  Rejang
                     Lebong  sebagian  besar  adalah  suku  Rejang,  dan  sekitar
                     Padang Ulak Tanding hidup suku Lembak Sindang. Dengan
                     dibangunnya  jalur-jalur  komunikasi  dan  meningkatnya
                     mobilitas  penduduk  serta  proses  integritas,  pembauran
                     dan asimilasi antar suku,  bahkan juga dengan suku penda-
                     tang (Minangkabau) maka ketajaman perbedaan suku  Sa.tu
                     dengan yang lain tak dapat dipertahankan.
                          Dari keseluruhan penduduk,  Suku Rejang merupakan
                     penduduk  yang  terbanyak,  setelah  itu  suku  Serawai  di
                     daerah  Bengkuln  Selatna.  Hampir semua penduduk mahir



                4
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18