Page 15 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 15
Sungai Ketahun) dipergunakan pula mobil, kereta dan
gerobak. Dengan menggunakan prasarana dan sarana eko-
nomi perdagangan ini, mereka membawa hasil-hasil bumi
dan hasil hutannya (lada, cengkeh, kopi, karet, rotan,
kelapa, kemiri, kayu, damar dan lain-lain) menuju kota
dan pelabuhan.
Beberapa pelabuhan kecil tum buh seperti Pelabuhan Sele-
bar (abad ke-18), Pelabuhan Bengkulu atau "Boom"
(1914 - 1918 ), Pelabuhan Krui (1905 ), Pelabuhan Muko-
Muko (1916) dan Pelabuhan Manna. Banyak jembatan
penyeberangan yang belum dibangun waktu itu seperti
jembatan Ngalan (44 km), Seluma (61 km), Talo (83 km),
Kuala Mati (84 km), Alas (95 km), Pino (111 km), Manna
(124 km), Kinal 172 km) dan Luas (177 km), di daerah
Bengkulu Selatan. Namun hal ini tidak merupakan ham-
batan mutlak sebab sudah dapat diatasi dengan mengguna-
kan ponton atau rakit-rakit penyebarangan 3)_
Sebahagian hasil btimi dan hasil hutan itu dikirim
ke daerah lain seperti ke Padang, Banten, Palembang,
Batavia dengan menggunakan kapal laut atau mobil.
f. I k 1 i m
Di daerah pantai dan pesisir barat Propinsi Bengkulu
suhu udara lebih panas dari pada daerah pedalaman dan
pegunungan. Suhu rata-rata daerah pesisir 26° C sedang-
kan suhu udara terpanas (maksimum) pemah tercatat
36° - 3 7° C. Daerah pantai barat beriklim tropis. Suhu
udara yang terendah yang pemah tercatat adalah 1 o c.
0
Di daerah ini pada hakekatnya dipengaruhi oleh
angin musim dan angin passat tenggara. Karena itu pula
. Bukit Barisan m~mbagi Ptilau Sumatera menjadi beberapa
bagian daerah hujan antara lain daerah lereng bagian timur
3) Memorie van Overgave, L.C. Westenenk.
6