Page 14 - SEJARAH SOSIAL DAERAH KOTA BENGKULU
P. 14
berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sejak dahulu sudah
dikenal sebagai bahasa Melayu Tinggi. Bahasa daerah yang
lebih tua dan memiliki fonen tersendiri adalah bahasa
Rejang dan bahasa daerah Enggano.
Sistem adat yang turun-temunm, yang kemudian
sebagian terbukukan dalam Simbur Cahaya, dipatuhi dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Kesenian rendai, pencak silat, berdendang, bersyair dan
tarian adat yang disertai dengan sarana gendang, ketipung.
serunai, serdam, kerilu, kelintang dan gong berkembang
di mana-mana.
Keterampilan penduduk masa lamapu seperti berte-
nun, menganyam, memelihara dan mengadu ternak ayam,
kerbau dan lain-lain, dalam keadaan langka masih dikerja-
kan oleh sebagian penduduk suku Rejang dan Serawai.
Tulisan .atau aksara lama yang pernah digunakan masyara-
kat sebelum berkembangnya tulisan/huruf latin, masih
menunjukkan sisa-sisanya. Tulisan yang berabjad ka-ga-
nga dan seterusnya ditulis pada kulit-kulit kayu (kayu
kaghas) dan belahan bambu. Banyak kerajaan-kerajaan ke-
cil yang pernah hidup di daerah ini, di ant<.ranya Kerajaan
Silebar, Kerajaan Rejang Empat Petulai dan Kerajaan
Sungai Lemau.
e. Sosial Ekonomi
Sebagian besar penduduk hidup sebagai petani.
Pertenakan dikerjakan secara sam bilan. Di daerah pantai,
masyarakat hidup sebagai nelayan. Selebihnya hidup
sebagai pedagang dan pegawai.
Mulai dari ujung Utara hingga ke ujung Selatan
dan daerah Rejang Lebong, terbentang jalur-jalur jalan
darat yang merupakan jalur komunikasi antar daerah
yang sangat potensial bagi mobilitas penduduk, ekonomi
dan perdagangan. Alat transportasi yang dipergunakan .
selain kapal-kapal kecil, pencalang, pef3hu_(di laut dan
5