Page 30 - MODUL JADI
P. 30

4.  jika terjadi kesalahan dalam pengisian atau salah dalam penulisan e-Faktur sehingga e-

                       Faktur tersebut tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, PKP penerbit
                       e-Faktur tersebut dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti.

                   5.  Jika  hasil  cetak  e-Faktur  rusak  atau  hilang,  PKP  penerbit  e-Faktur  tersebut  dapat
                       melakukan cetak ulang Faktur Pajak.

                   6.  Jika  e-Faktur  rusak  atau  hilang,  PKP  dapat  mengajukan  permintaan  data  e-Faktur

                       kepada Ditjen Pajak sesuai dengan contoh surat pada lampiran (Peraturan Dirjen Pajak
                       No. Per-16/PJ/2014).


                   Dalam hal e-Faktur dicetak dalam bentuk file pdf dan/atau kertas. Apabila e-Faktur dicetak

               di atas kertas yang disediakan secara khusus oleh Pengusaha Kena Pajak, misalnya kertas yang

               telah dicetak logo perusahaan, alamat, atau informasi lainnya, e-Faktur tersebut tetap berfungsi
               sebagai Faktur Pajak. PKP yang telah diwajibkn membuat e-Faktur, dianggap tidak membuat

               Faktur Pajak jika PKP tersebut:
                   •  Tidak membuat e-Faktur atau

                   •  Membuat e-Faktur namun tidak mengikuti tata cara sesuai ketentuan. Namun demikian,

                       dalam keadaan tertentu PKP yang wajib membuat e-Faktur tidak dapat melaksanakan
                       kewajibannya  tersebut,  dia  diperkenankan  untuk  membuat  Faktur  Pajak  berbentuk

                       kertas  (hardcopy).  Keadaan  tertentu  tersebut  meliputi  keadaan  karena  peperangan,
                       kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan sebab lainnya di luar

                       kuasa PKP yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.

                   Keterangan  dalam  Faktur  Pajak  di  dalam  penjelasan  Pasal  13 ayat  (5)  UU  PPN  2009,
               diuraikan bahwa Faktur Pajak yang menjadi bukti pungutan pajak dapat digunakan sebagai

               sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan. Faktur Pajak ini harus diisi secara lengkap, jelas,
               dan benar serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk

               menandatanganinya. Khusus untuk keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah
               (PPn BM), pengisiannya hanya dilakukan apabila atas penyerahan BKP terutang PPn BM,

               Faktur Pajak yang tidak diisi sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN 2009

               ini mengakibatkan PPN yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan sesuai dengan
               ketentuan.

                   Dengan  demikian,  Faktur  Pajak  ini  dapat  diibaratkan  seperti  “uang”.  Artinya,  ketika

               persyaratan  lengkap,  jelas,  benar,  dan  tanda  tangan  tidak  terpenuhi  secara  formal  sesuai
               ketentuan, uang yang sudah dipakai untuk pembayaran pajak menjadi tidak bernilai. Petugas




                                                           23
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35