Page 28 - MODUL JADI
P. 28

F.  E- FAKTUR

                              Direktorat Jenderal Pajak memperkenalkannysa sistem e-faktur. Dengan sistem
                       ini, proses perekaman manual dihilangkan sehingga data yang ada pada sistem bebas

                       dari  campur  tangan  perekaman  manual.  sistem  pemberian  nomor  faktur  pajak
                       menggantikan  penomoran  yang  sebelumnya  dilakukan  sendiri  oleh  Wajib  Pajak.

                       Dengan  sistem  penomoran  ini,  pengawasan  atas  peredaran  faktur  pajak  lebih  bisa

                       dikontrol. Terakhir, DJP mulai menerapkan sistem e-faktur. Dengan sistem ini, faktur
                       pajak diterbitkan bukan dalam bentuk kertas tapi secara elektronik. Sistem permintaan

                       dan penerbitan faktur pajak dilakukan secara elektronik antara Wajib Pajak dan DJP.
                       Setiap faktur yang beredar benar-benar berada dalam sistem yang terkontrol sehingga

                       sangat  meminimalkan  kesempatan  penyalahgunaan.  Selain  penerapan  sistem

                       elektronik, untuk menjamin bahwa Pengusaha Kena Pajak terdaftar adalah benar-benar
                       pengusaha yang memiliki kegiatan usaha riil, maka DJP melakukan registrasi ulang

                       Pengusaha Kena Pajak. Diharapkan dengan langkah-langkah ini, fraud di bidang faktur
                       pajak fiktif bisa sangat berkurang.

                              Pengusaha Kena Pajak mengenal Faktur Pajak dalam bentuk kertas. Sejak 1
                       Januari 2014, Menteri Keuangan memberlakukan Faktur Pajak berbentuk elektronik

                       atau e-Faktur (Peraturan Menkeu No. 151/PMK.03/2013). Hal ini merupakan respon

                       atas Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undng No.11 Tahun
                       2008) dan bertujuan memudahkan Pengusaha Kena Pajak dalam membuat Faktur Pajak

                       dengan memanfaatkan teknologi informasi secara aman.
                              Pengadaan Faktur Pajak dilakukan oleh PKP. Faktur Pajak paling sedikit dibuat

                       dalam 2 (dua) rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut: 1) Lembar

                       ke-1, disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
                       2) Lembar ke-2, untuk arsip PKP yang menerbitkan Faktur Pajak.Dalam hal Faktur

                       Pajak dibuat lebih dari dua lembar, harus dinyatakan secara jelas peruntukannya dalam
                       lembar Faktur Pajak yang bersangkutan.



                              Faktur Pajak berbentuk elektronik atau e-Faktur wajib dibuat oleh PKP dengan
                       mengikuti tata cara sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak (Peraturan Dirjen

                       Pajak  No.  Per-16/PJ/2014).  e-Faktur  merupakan  Faktur  Pajak  yang  dibuat  melalui
                       aplikasi atau sistem elektronik yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Ditjen Pajak.

                       Aplikasi atau sistem elektronik tersebut dilengkapi dengan petunjuk penggunaan atau
                       manual  user  yang  merupakan  satu  kesatuan  dengan  aplikasi atau  sistem  elektronik


                                                           21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33