Page 25 - MODUL JADI
P. 25

Pajak. Pengusaha Kena Pajak harus melakukan prosedur aktivasi terlebih dulu sebelum

                       mengajukan permohonan ke KPP untuk mendapat Nomor Seri Faktur Pajak. Sebelum
                       1  April  2013,  Pengusaha  Kena  pajak  harus  menerbitkan  Faktur  Pajak  dengan

                       menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sesuai PerDirjen Pajak.



                   C.  SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

                          Faktur Pajak harus dibuat pada:
                   •  saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;

                   •  saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum

                   •  penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
                   •  saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;

                       atau

                   •  saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.
                          Faktur  Pajak  gabungan  harus  dibuat  paling  lama  pada  akhir  bulan  penyerahan

                       Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PKP
                       setelah jangka waktu 3 bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, dianggap tidak

                       menerbitkan Faktur Pajak.

                   D.  KETENTUAN PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
                          Faktur Pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak dengan ketentuan sebagai

                       berikut
                       a.  dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP atau

                          penyerahan JKP yang paling sedikit memuat :

                          1) nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP;
                          2) nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;

                          3) jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
                          4) PPN yang dipungut;

                          5) PPn BM yang dipungut;
                          6) kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan

                          7) nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

                       b.  Setiap Faktur Pajak harus menggunakan Kode dan Seri Faktur Pajak yang telah
                           ditentukan di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak, yaitu :

                           • kode Faktur Pajak terdiri dari : (1) 2 (dua) digit Kode Transaksi; (2) 1 (satu) digit
                           Kode Status; dan (3) 3 (tiga) digit Kode Cabang.



                                                           18
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30