Page 14 - Toponim Magelang_Final
P. 14
Toponim Kota Magelang 1
BAGIAN I
MAGELANG DALAM
LINTASAN MASA
agelang sebelum menjadi karesidenan sendiri, masuk dalam wilayah Kedu.
MNama Magelang dan Kedu tidak mungkin bisa dipisahkan lantaran saling
menaut. Daerah Magelang sejatinya telah disebut-sebut sedari abad X dengan bukti
Prasasti Mantyasih yang menunjukkan angka tahun 907 M. Saling-silang penyebutan
1
nama Magelang. Kepastian perihal legenda terbentuknya penamaan Magelang bisa
ditilik dari folklore yang merasuk dalam memori kolektif warga. Ada satu legenda yang
dipercaya masyarakat seperti yang termaktub dalam Wetenswaardigheden van Magelang:
“...seorang petani bersama istri dan anak perempuannya dalam perjalanan
mencari sebidang tanah yang subur. Anak perempuan itu berteriak terkejut
saat mengetahui gelangnya hilang: “Ma, gelang!!!”. Setelah mencari gelang
itu, sang ayah menemukan tanah dengan kualitas baik dan menetap di tempat
gelang itu ditemukan. Cerita ini terdengar agak berlebihan, sehingga orang
lebih sering menganggap kata “Magelang” berasal dari “Maha-gelang” (cincin
besar)..”. 2
Toponim Magelang juga menaut pada realitas geografis Gunung Tidar. Bukit tersebut
berada di tengah Kota Magelang, dan disuratkan dalam mahakarya Serat Centhini sebagai
“pusat” Pulau Jawa. Muasal nama Magelang dari kata “mahagelang”, yang artinya gelang
besar. Bila ditengok topografinya, wilayah Magelang memang terjepit oleh beberapa
gunung api besar. Misalnya, Gunung Merapi, Merbabu, Telomoyo, Sindoro, Sumbing,
Prahu, dan Ungaran. Kepungan sederet gunung ini melatari kesuburan tanah Magelang
cocok untuk ditanami aneka tumbuhan, sampai kemudian muncul banyak nama
kampung berdasarkan flora.
1 Suhartono, dkk. Kondisi dan Potensi Lingkungan Sosial Budaya Kabupaten Magelang. (Yogyakarta:
Penelitian Fakultas Sastra UGM, 1993). hlm. 137.
2 Wahyu Utami dan Vini Widianingsih. Hal-hal yang Menarik dari Magelang. Terjemahan dari H.J.
Sjouke, Watenswaardigheden van Magelang. (1935).

