Page 18 - Toponim Magelang_Final
P. 18

Toponim Kota Magelang     5












                      Peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro pada 30 Maret 1830 di Kantor Residen
                      Kedu menyebabkan nama  Magelang terkerek.  Peristiwa tersebut menguatkan
                                                                 13
                      Magelang sebagai kota pertahanan dan pelindung daerah pemerintah di pantai utara,
                      terutama mencegah  perlawanan rakyat yang berpusat di wilayah kerajaan Jawa.
                      Berdasarkan pertimbangan ini, pada 30 Mei 1830 di selatan Kota Magelang dibangun
                      benteng pertahanan terdepan menuju arah Vorstenlanden.


















                    Sumber: Direktorat Sejarah 2018

                                                                                                 Tempat Pangeran
                                                                                                 Diponegoro
                                                                                                 ditangkap saat ini
                                                                                                 menjadi museum
                                                                                                 di komplek eks
                                                                                                 Karesidenan Kedoe



                      Guna menjaga keamanan internal, rezim kolonial Belanda menyerahkan tanggungjawab
                      sepenuhnya kepada bupati sebagai penguasa pribumi tertinggi di wilayah itu. Kota
                      Magelang secara administratif  tradisional (Inlandsch  bestuur) menjadi bagian dari
                      pemerintahan Kabupaten  Magelang. Bupati bertanggungjawab atas aktivitas orang
                      pribumi (Jawa). Sedangkan Residen adalah pemimpin daerah yang bertanggungjawab
                      menjaga keamanan dan ketertiban (rust en order). Untuk menjalankan fungsi itu, ia
                      dibantu Korps Prajurit Jayeng Sekar. 14


                      13  Cornelis Gerrit Lekkerkerker. Land en Volk op Java. (Batavia, 1938, J.B. Wolters). hlm. 479.
                      14  Awalnya kesatuan ini terdiri atas orang-orang yang direkrut dari kalangan penduduk lokal dan
                      dipersenjatai tombak serta pentungan. Mereka diminta menjaga keamanan lokal dan menjaga rumah
                      bupati. Saat pecah Perang Diponegoro, korps ini diperluas dengan diberi kuda dan dijadikan sebagai
                      kavaleri. “Beschouwing der troonreden sedert 1814, in betrekking tot Nederlandsch Indie”, dalam
                      Tijdschrift voor Nederlandsch Indie, tahun 1855, jilid 1, vol. 17. hlm. 31.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23