Page 15 - Toponim Magelang_Final
P. 15

2         Toponim Kota Magelang












                                  Berdasarkan  tradisi lisan masyarakat Jawa Tengah, diceritakan bahwa di masa  lalu
                                  kawasan Magelang beserta Karesidenan Kedu merupakan area hutan belantara. Daerah
                                  ini termasuk wilayah Kerajaan  Mataram  Islam. Penguasa Istana Mataram  kala  itu
                                  ialah Panembahan Senopati. Kerajaan Mataram melakukan perluasan wilayah hunian
                                  masyarakat dan ekspansi politik. Lantas, Senopati menitahkan prajurit bersama para
                                  kawula membabat hutan Kedu demi melancarkan proyek perluasan wilayah. Namun,
                                  pekerjaan ini mengalami kegagalan gara-gara hutan rimbun itu dikuasai raja jin yang
                                  sakti dan bersenjata ampuh.

                                  Pembesar Mataram itu memerintahkan barisan prajurit terbaiknya menyerang hutan
                                  Kedu yang dikuasai lelembut. Pasukan pilihan Senopati satu demi satu gugur di medan
                                  pertempuran. Sebagai pemimpin yang paham sprititual Jawa, Senopati laku tapabrata
                                  dan tampaknya meminta bantuan penguasa segara kidul (laut selatan). Selepas melewati
                                  laku perih dan perjuangan sengit, Senopati mampu menyingkirkan raja jin. Hutan yang
                                  menjadi medan perang “kuruserta” itu dikenal dengan nama Magelang (temugelang),
                                  sebab menyerupai pagar betis yang melingkar. “Tentara” kerajaan yang gugur diabadikan
                                  menjadi nama desa di daerah tersebut. 3


                                  Terdapat versi lain yang memperkaya kesejarahan asal-usul Magelang. Tradisi lisan yang
                                  didomumentasikan Cor Guisman, menyebut kata Magelang berasal dari kata “Mage”
                                  dan “Liang”. Zaman klasik, di tengah Pulau Jawa dibelah Sungai Progo dan Sungai Elo.
                                  Di sisi timur bercokol sebuah gunung yang bernama Merbabu, dan sisi barat berdiri
                                  tegak Gunung Sumbing yang dikuasai barisan dewa. Dewa Sumbing mempunyai anak
                                  bernama “Liang”, sedangkan Dewa Sumeru memiliki buah hati bernama “Mage”. Suatu
                                  ketika, mereka terlibat perseteruan hingga merusak relasi yang telah mereka anyam.
                                  Tak butuh waktu lama, keduanya kembali akur. Bersatu membentuk nama “Mageliang”,
                                  dan bersalin menjadi “Magelang”.  Sementara kata “Kedu” berasal dari kata “kedung”
                                                               4
                                  yang  dalam  kamus Bahasa  Jawa  berarti cerukan  berair mirip danau. Dari sumber
                                  arkeologis, Magelang era prasejarah merupakan bekas danau purba.

                                  Magelang merupakan daerah negaragung salah satu pewaris Kerajaan Mataram Islam,
                                  yakni Istana Kasultanan  Surakarta. Era pemindahan kekuasaan Belanda ke Inggris,
                                  wilayah itu diambil alih pemerintah Inggris dan ditempatkan di bawah Karesidenan


                                  3  Cerita rakyat mengenai asal mula nama Magelang, dapat dilihat di beberapa buku dongeng atau
                                  cerita rakyat Jawa Tengah. Lihat juga, Indri Tri Lestari. “Pariwisata di Magelang pada Masa Kolonial
                                  (1926-1942)”. Skripsi (Jurusan Sejarah, FIB UGM, 2000).
                                  4  Cor Huisman. DeLegende van Magelang. (Rotterdam: Envlave, 1964). hlm. 12.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20