Page 7 - SATPEL PREEKLAMSIA
P. 7
• Gangguan Ginjal
Gangguan ginjal merupakan salah satu komplikasi preeklampsia. Penderita
dapat mengalami penurunan fungsi ginjal, yang bisa menyebabkan penumpukan
racun dan cairan pada tubuh.
• Edema Paru
Penderita preeklampsia berisiko mengalami serangan sesak napas berat akibat
penumpukan cairan di paru (edema paru).
• Solusio Plasenta
Solusio plasenta atau abrupsio plasenta merupakan kondisi gawat darurat dalam
kehamilan. Pasalnya, kondisi ini merupakan lepasnya plasenta dari dinding rahim
sebelum persalinan. Akibatnya, terjadi perdarahan hebat pada ibu serta janin tidak
lagi mendapatkan pasokan gizi.
Penyebab solusio plasenta masih belum diketahui pasti. Namun, wanita hamil
dengan kondisi tertentu punya risiko lebih tinggi, yakni mereka yang berusia lebih dari
40 tahun, memiliki riwayat solusio plasenta di kehamilan sebelumnya, mengalami
preeklampsia atau eklampsia.
• Stroke
Ibu hamil yang mengalami preeklampsia bisa saja terkena stroke. Pasalnya,
kondisi preeklampsia berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Apabila aliran darah di otak mengalami gangguan, misalnya pembuluh darah
pecah sewaktu-waktu, maka terjadilah stroke perdarahan.
• Sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count (HELLP)
Sindrom hemolisis kerusakan sel darah merah yang memiliki tugas untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, peningkatan enzim hati akibat
gangguan fungsi hati , dan jumlah trombosit yang rendah merupakan kondisi gawat
darurat yang memerlukan penanganan khusus. (Gejalanya, pening dan muntah, sakit
kepala serta nyeri perut atas. Pasien dengan sindrom HELLP membutuhkan penanganan
yang cepat, karena dapat menyebabkan gangguan yang mengancam nyawa ibu dan
janin.
Dampak preeklampsia berat akan memberikan risiko berbeda pada tiap janin.
Dampak utama pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan pasokan darah
dan makanan ke plasenta, hal ini mengarah ke gangguan pertumbuhan si bayi di